Jakarta Utara, Warta.in – Peredaran obat keras daftar G semakin mengkhawatirkan. Anak-anak muda dengan mudah mengakses obat-obatan terlarang seperti tramadol, hexymer, riklona, alprazolam, mercy, dan dumolid di toko-toko berkedok kosmetik. Yang berlokasi di Jalan Muara Baru, RT. 016, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu(12/7/2025).
Praktik ini mengancam kesehatan generasi muda dan menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang melindungi bisnis ilegal ini?
Pantauan di lapangan pada Jum’at, 11 Juli 2025, menemukan sejumlah remaja membeli obat-obatan tersebut di sebuah toko di Muara Baru, Keberadaan toko-toko ini, yang seolah kebal hukum.
Aktivis Pemerhati Lingkungan, A.Probondono, menegaskan adanya pelanggaran hukum yang jelas dan mendesak penegakan hukum yang tegas, termasuk jika ada oknum aparat yang terlibat.
” Yang menjadi pertanyaan besar adalah kenapa di Muara Baru, Penjaringan pil koplo mudah didapat, atau mungkin peredaran pil koplo menjadi lahan basah bagi kebanyakan oknum tak bertanggung jawab, siapa bermain?”. Kritiknya.
Kekhawatiran warga semakin meningkat. Kembung (50), warga sekitar, mengungkapkan keresahannya dan mengaku kesulitan melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib.
” Akibat obat obatan terlarang ini anak -anak jadi males dan panjang tangan, serta maraknya tawuran,” jelasnya.
Kembung juga mendapatkan Info kalau penjaga toko bernama Alex dan Bos nya Salom.
” Saya bingung Mas, Toko – toko seperti ini kebal hukum ya, kalau lapor ke APH sepertinya ga mempan ya,” ungkapnya.
Ia juga berpesan kepada warga muara baru, agar anak -anak remaja selalu di pantau dari predaran pil haram tersebut.
” Saya berharap penjual obat berkedok toko kosmetik di tiadakan di wilayah Muara Baru, Penjaringan,” pungkasnya.
Tingginya permintaan obat keras menciptakan pasar gelap yang menguntungkan para pelaku kejahatan. Kondisi ini bukan hanya mengancam kesehatan, tetapi juga masa depan generasi Muara Baru, Penjaringan.
