29.1 C
Jakarta
Jumat, Agustus 8, 2025

Wartawan Investigasi

Pencari Bukti Yang Tersembunyi

Warga Lampung Barat Lagi Lagi Tewas Diserang Hewan Buas

Lampung Barat, Tragedi kembali terjadi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Seorang warga dilaporkan tewas akibat serangan satwa liar yang diduga kuat adalah Harimau Sumatera, Kamis (7/8/2025).

Korban bernama Ujang Syamsudin (35), warga Pemangku Sinar Harapan, Pekon Suoh, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat. Ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh warga sekitar pukul 20.40 WIB, setelah seharian tidak kembali ke rumah.

Menurut informasi yang dihimpun, keluarga korban mulai khawatir karena Ujang tak kunjung pulang dari ladang. Pencarian dilakukan oleh warga setempat dan hanya ditemukan sepeda motornya terparkir di sekitar kebun. Warga kemudian menyisir lokasi dengan peralatan seadanya dan menemukan jasad Ujang dalam kondisi luka parah yang kuat dugaan akibat terkaman harimau.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Balai TNBBS, Aparat Penegak Hukum ( APH ), maupun instansi terkait lainnya.

Peristiwa ini kembali menjadi alarm keras bahwa kawasan konservasi seperti TNBBS harus segera ditertibkan dan dikembalikan ke fungsi aslinya. Alih fungsi hutan menjadi lahan garapan, baik melalui skema perhutanan sosial, kemitraan, maupun bentuk perkebunan lainnya, diduga kuat justru akan memicu meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar.

“Berapa lagi nyawa harus hilang sebelum kita sadar bahwa hutan konservasi harus dikembalikan pada fungsi utamanya sebagai habitat satwa, bukan ladang garapan?” ungkap Wahdi selaku Tokoh Pemuda dan Aktifis Germasi

Kalangan aktifis dan pihak masyarakat mendesak Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) Kejaksaan Agung RI untuk bertindak lebih tegas dalam mengembalikan fungsi kawasan TNBBS sebagai hutan konservasi murni.

Kematian Ujang Syamsudin bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tapi juga menjadi bukti nyata bahwa degradasi kawasan konservasi telah mencapai titik kritis dan mengancam keselamatan warga. (Asih)

Berita Terkait