Warta.in, Jakarta | – Lembaga usaha merupakan salah satu dari tiga pilar penanggulangan bencana yang diamanatkan oleh Undang-Undang No.28 tahun 2007. Pada berbagai bencana yang terjadi di tanah air, lembaga usaha tidak hanya menjadi berperan penting dalam respon tanggap darurat, namun juga dalam proses pembangunan, edukasi kepada masyarakat, dan pengurangan risiko bencana.
World Risk Report menempatkan Indonesia sebagai negara dengan risiko bencana alam tertinggi kedua sedunia. Indonesia tercatat memiliki world risk index (WRI) sebesar 43,5 dari 100. Selisih yang cukup tipis jika dibandingkan dengan Filipina pendahulunya di angka 46.86. Adalah benara bahwa 40% wilayah Indonesia rawan terhadap gempa bumi, 60% rawan terhadap banjir, dan lebih dari 30% rawan terhadap tanah longsor.
Selain itu, Indonesia juga memiliki lebih dari 100 gunung berapi aktif dan ancaman alam lainnya seperti pembakaran hutan, kenaikan air rob, angin besar, dan kekeringan kerap melanda Indonesia.
Dalam rangka mengisi Visi Asta Cita poin 8 butir 28 yang berbunyi, “Menata sinergi antara pemerintah dengan swasta, kelompok masyarakat, dan lembaga donor asing dalam penanganan dan penanggulangan bencana”, maka dalam kegiatan Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR Expo) 2025,
Kamar Entrepreneur Indonesia(KEIND) bersama dengan berbagai mitra pendukung mengadakan talks show yang membicarakan PERAN LEMBAGA USAHA dalam PENANGGULANGAN BENCANA.
Dengan diadakannya Talk Show ini diharapkan penguatan Lembaga Usaha yang sudah dimulai dalam kontek keterlibatan Lembaga Usaha akan lebih tersosialisasikan kepada berbagai pihak, khususnya pelaku usaha dan Pemerintah serta Masyarakat pada umumnya.
Acara yang didukung oleh DOBU Indonesia bekerja sama dengan KEIND dan berbagai stakeholder adalah bagian dari literasi keterlibatan lembaga usaha dalam penanggulangan bencana secara nasional dan bersama sama.
Dalam sambutannya, Afda selaku Ketua Umum KEIND Indonesia menyampaikan bahwa KEIND bisa menjadi jaringan penggerak dikarenakan KEIND ada hampir di setiap provinsi maupun di daerah dan kami ingin menjadi salah satu perkumpulan organisasi usaha yang tanggap darurat, yang dimana kami siap bekerjasama dengan pihak pihak terkait serta kami pun siap akan menjadi bagian juga untuk pemerintah yang nantinya dapat memberikan ataupun berkontribusi di dalam kebencanaan tersebut.
KEIND ini memposisikan sebagai peluntir dalam pemulihan ekonomi pasca bencana dan KEIND pun mempunyai jaringan penggerak di provinsi maupun di daerah serta KEIND akan memberikan akses, terutama untuk para umkm yang terkena dampak di provinsi maupun di daerah tersebut,”ucapnya.
Lanjut Afda, kami memposisikan diri sebagai jaringan penggerak yaitu pertama memberikan akses permodalan, itu sudah pasti dilakukan. Dan yang kedua memberikan pendampingan kewirausahaan, kemudian kita juga akan melakukan upaya upaya kongkrit terhadap teman teman umkm yang terdampak di daerah tersebut. Intinya KEIND sebagai jaringan penggerak dan KEIND hadir hampir di seluruh provinsi Indonesia dan hampir 50 persen yang dimana itu dampaknya sangat luar biasa.
“Di KEIND, saya fikir hampir sama ya, hanya saya sempat teringat tahun 2006, dimana saya pada saat itu berada di posisi terkena gempa di daerah klaten, saya posisi sedang berada di kluten sebelah sananya sleman. Di klaten itu korbannya lumayan banyak juga, jadi ketika saya bangun jam 6 pagi dan bekeliling di daerah tersebut, kita hanya bisa melihat bagaimana saudara saudara kita bergeletakan di rumahnya karena tertimpa bencana.
Dan akhirnya kami, karena di KEIND ini adalah sekarang sudah hampir sama juga dengan hippi, kami ada hampir di seluruh provinsi dan kemudian di daerah juga. Kami pun ada di bidang kebencanaan dan sosial, dan kami juga meyakinkan bahwa Kamar Entrepreneur Indonesia itu juga memiliki jaringan penggerak kebencanaan serta kami pun berharap bahwa hampir di setiap provinsi KEIND itu memiliki jaringan kebencanaan.
Jadi dimana teman teman di KEIND akan menjadi penggerak untuk tanggap, baik itu pada saat ada gempaan maupun pasca gempaan di daerah tersebut dan kami sudah siap untuk hal itu,”ujarnya.
Disela sela acara, Afda pun mengatakan bahwa KEIND bukan hanya di kebencanaan karena kita harus menunggu ada bencana dulu baru kita ada pelatihan akan tetapi KEIND itu sudah melaksanakan dalam kewirausahaan, pekerja migran.
“Dan kami ambil contoh, KEIND itu bekerjasama dengan pekerja migran Indonesia dan luar negeri, yang dimana setelah perjanjian kontraknya sudah selesai, pasti akan kembali ke Indonesia dan kita melakukan pelatihan terhadap mereka untuk menjadi wirausaha yang dimana pelatihan tersebut tanpa biaya (gratis) dari Kamar Entrepreneur Indonesia(KEIND).
Itulah salah satu bentuk investasi sosialnya KEIND atas kepedulian terhadap teman teman pekerja migran Indonesia, yang dimana nanti kedepannya, itu pasti bisa disisipkan ke pelatihan kebencanaan,”tutupnya.
Semangat untuk Indonesia Tangguh Seharusnya menjadi tanggung jawab semua, seperti adagium Disaster is Everyone Business.
Mari kita beraksi dan berkomitmen untuk memastikan upaya life saving, reduce loss and damage untuk semua anak anak bangsa yang hidup di daerah rawan bencana.
#KEIND INDONESIA
#Media Partners KEIND INDONESIA