TORAJA UTARA – Mengenal, seruput hingga mendengar kata kopi, tentunya sebagai orang Toraja patut berbangga akan anugrah Tuhan terhadap keberadaan hasil alam yang sampai sekarang Kopi Toraja yang sudah mendunia, Selasa (30/9/2025).
Hal inilah yang menjadi tantangan besar bagi para petani, masyarakat bahkan pemerintah di Toraja Utara dalam menjaga keaslian varietas unggulan tanaman kopi Arabika Toraja jenis Tipika. Dimana Kopi Tipika atau Kaa dikenal sebagai tanaman yang sudah ada sejak keberadaan orang terdahulu di Toraja.
Seperti halnya, sebagai salah satu pelaku usaha Kopi, Suleman Mi’ting punya mimpi akan pertahankan kopi Arabika Toraja jenis Tipika dimana dirinya menyebutkan bahwa saat berbicara kopi asli Toraja terkhusus Toraja Utara, sudah tentunya harus ada sejarah serta bukti yang kuat yang bisa dilihat saat sekarang hingga anak cucu ke depan.
“Mengenal kopi Arabika Toraja harus benar-benar bisa kita buktikan kalau tanamannya ada dan harus kita punya garis sejarah kopi ini. Untuk itu perlunya menjaga agar jenis Arabika Tipika ini tetap ada yang bisa dilihat,” sebut Suleman Mi’ting, yang ditemui di kediamannya di Kaa Kopi pada Senin (29/9/2025).

Suleman Mi’ting juga mengusulkan dan menyarankan kepada pemerintah Toraja Utara jika bisa untuk menjaga serta mempertahankan keberadaan jenis Arabika Tipika ini maka perlunya dibuatkan Demplot khusus.
“Demplot ini kalau bisa ada yang mencakup setidaknya luasan 50 hektar yang mana bukan untuk dijadikan sebagai keharusan kepada semua petani kopi untuk dibudidayakan tapi lebih kepada mempertahankan tanaman kopi Arabika Tipika baik sebagai percontohan nantinya maupun sebagai tempat penelitian bahkan sebagai tempat wisata kopi,” harap Suleman Mi’ting.
Selain itu Suleman Mi’ting menjelaskan jika dalam pengelolaan Demplot khusus Arabika Tipika ini dari petani idealis yang bukan mengejar keuntungan tapi kejar nilai cita rasa agar kopi Arabika Toraja jenis Tipika unggulan dari Toraja yang dikenal mendunia bisa dipertahankan secara turun temurun melalui bukti dari sejarah keberadaan adanya kopi di Toraja jauh sebelumnya seiring keberadaan orang Toraja dahulu yang diperkirakan sekitar tahun 1700.
Namun demikian kata Suleman Mi’ting, harapan ini tentunya kembali ke pemerintah daerah untuk itu karena apalah artinya berbangga punya cerita kopi Arabika Tipika yang disebut kopi asli Toraja kalau tidak ada bukti nyata adanya fisik dari tanaman tersebut.
Suleman Mi’ting juga menjelaskan jika Kopi jenis Tipika ini dari segi cita rasa jauh berbeda dengan kopi yang ada sekarang namun dari segi kwuantity panen jauh lebih sedikit.
“Varietas ini adalah peninggalan dari para leluhur kita yang dalam bahasa Toraja disebut Mana’ sehingga harus dibuatkan tempat penelitian yang juga bisa jadi objek wisata dengan sistem demplot atau percontohan kebun agar dikemudian hari kita juga punya peninggalan secara terus menerus ada buat anak cucu,” kata Suleman Mi’ting
Dari hari ke hari kita semakin tua dan kalau ini tidak dilakukan segera maka dikemudian hari anak cucu kita akan kehilangan bukti sebenarnya akan keberadaan kopi asli Toraja, pesannya