Menghadapi Kecendrungan Siswa Mengunakan AI Dalam Mengerjakan tugas, Guru Perlu Adaptasi & Tingkatkan Kompetensi Melalu Qelas.Id
Dewi Puspa Aryanti, S.H.
Program Studi Magister Manajemen Universitas Pamulang
Peringatan Hari Guru Nasional 2025, Indonesia kini berada dalam peradaban Society 5.0 dan perubahan besar dalam dunia pendidikan: berkembangnya kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara siswa belajar, berinteraksi dengan materi, dan dalam beberapa kasus — menggunakan AI untuk menyelesaikan tugas. Fenomena ini sebenarnya bukan sekadar tantangan, melainkan juga panggilan agar Guru bertransformasi dari sekadar pengajar menjadi fasilitator dan inovator di ruang kelas. Kecendrungan Siswa Indonesia Menggunakan AI : Ketergantungan yang mengancam. Penggunaan AI yang tidak terarah dan berlebihan oleh seorang siswa beresiko hilangnya proses berpikir kritis, plagiarisme tak sadar, atau ketergantungan pada “alat pintar.” Jika tidak disikapi dengan baik, pergeseran ini bisa mereduksi makna belajar dan melemahkan kompetensi berpikir siswa. Berdalih mengejar deadline tidak sedikit siswa mencari jalan pintas untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan Guru. Sekolah dan Guru perlu mengkaji lebih dalam apakah beban tugas dan jenjang waktu yang dimiliki siswa sudah proposional. Jadikan AI sahabat berpikir : Bukan Guru Pengganti. Meski penggunaan AI tidak bisa dibatasi, Guru tidak boleh melihat fenomena sebagai ancaman masa depan melainkan harus disikapi sebagai momentum untuk beradaptasi dan memperkuat posisi sebagai pemandu pembelajaran yang relevan. Guru tetap unggul secara pendampingan emosional, pemberian motivasi, nilai serta etika kejujuran bertintegritas dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi masa kini. Oleh sebab itu Guru perlu beradaptasi dan mengembangkan kompetensi dalam hal : 1. Literasi AI atau Literasi Digital, untuk memhami prinsip dasar, konsep, peluang dan batasan AI. 2. Kemampuan mengembangkan metode pembelajaran hybrid. 3. Kemampuan untuk mendeteksi keaslian karya siswa. 4. Kesiapan infrastruktur, dukungan kebijakan serta, kolaborasi berkelanjutan,
Qelas.Id bisa menjadi solusi strategis dalam menghadapi tantangan ini: Solusi Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi Yang Relevan.

Dengan Qelas.Id, Guru dapat “naik level” dari sekadar memanfaatkan AI secara ad-hoc menjadi merancang kelas yang harmonis antara manusia dan machine learning. Apa saja yang dapat diperoleh Guru dari Qelas.Id: 1. Menyajikan kursus atau modul khusus yang membantu Guru memahami AI, penggunaan AI secara etis, dan integrasinya dalam pembelajaran. 2. Membina komunitas Guru digital untuk saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penggunaan AI di kelas. 3. Menawarkan bimbingan atau mentoring agar Guru bisa menerapkan metode blended learning yang adaptif terhadap AI. 4. Menjadi jembatan antara teknologi dan pedagogi: Qelas.Id bisa membantu merancang kerangka pembelajaran yang menggabungkan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti. Dalam transformasi ini, Guru yang tangguh adalah mereka yang mampu berpikir ulang, berinovasi, dan beradaptasi. Dengan dukungan platform seperti Qelas.Id, guru bukan hanya “mampu” menghadapi ketergantungan AI, tetapi dapat bersinergi dalam mencerdaskan siswa di masa depan. Semoga di Hari Guru Nasional 2025 yang bertema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, bukan hanya penghormatan formal yang kita rayakan, tetapi komitmen nyata untuk memperkuat guru sebagai penggerak transformasi pendidikan di era kecerdasan buatan.





















