Kolaborasi Pramuka Sumatera Utara untuk Memuliakan Peran Guru
Oleh: Dikky Anugerah Panjaitan
Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara
Medan ( Warta.In ) – Hari Guru Nasional 2025 menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali penghargaan kita terhadap para pendidik. Namun bagi Gerakan Pramuka Sumatera Utara, peringatan ini bukan hanya sekadar selebrasi, melainkan panggilan untuk memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan dan kepramukaan demi membangun karakter generasi muda.
Guru, dalam pandangan kami di Kwarda Sumut, bukan sekadar profesi yang berdiri di depan kelas. Mereka adalah pilar pembentuk identitas bangsa, penggerak perubahan sosial, dan teladan moral bagi jutaan peserta didik. Dalam konteks kepramukaan, guru memainkan peran yang jauh lebih luas: mereka menjadi pembina, mentor, serta penjaga nilai-nilai luhur Dasa Darma dan Tri Satya di lingkungan sekolah.
Karena itulah, Hari Guru Nasional bukan hanya hari untuk memberikan penghormatan, tetapi juga hari untuk mengevaluasi seberapa kuat kolaborasi pendidikan formal dengan Gerakan Pramuka. Dunia pendidikan tidak mungkin berdiri sendiri. Guru membutuhkan dukungan ekosistem yang lengkap—dan Pramuka hadir sebagai mitra strategis dalam membentuk generasi yang tangguh, berjiwa kepemimpinan, peduli lingkungan, serta menghormati keberagaman.
Melihat dinamika pendidikan hari ini—dari perubahan teknologi, menurunnya minat belajar, hingga tantangan karakter di kalangan remaja—keberadaan Pramuka di sekolah menjadi semakin relevan. Kwarda Sumatera Utara terus berkomitmen memperkuat sinergi dengan sekolah-sekolah dan para guru, tidak hanya melalui kegiatan rutin kepramukaan, tetapi juga pelatihan pembina, program pembentukan karakter, hingga gerakan sosial dan kemanusiaan yang melibatkan peserta didik.
Namun sinergi itu tidak akan berjalan tanpa ketulusan dan dedikasi para guru. Mereka adalah garda terdepan yang memastikan nilai-nilai kepramukaan tidak hanya menjadi slogan, tetapi tertanam dalam tindakan. Karena itu, peningkatan kompetensi, kesejahteraan, dan dukungan terhadap guru harus menjadi prioritas bersama—baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun organisasi pendidikan seperti Gerakan Pramuka.
Pada momen Refleksi Hari Guru Nasional 2025 ini, saya ingin menegaskan bahwa kolaborasi antara guru dan Pramuka bukan hanya kebutuhan, tetapi keniscayaan. Jika kita ingin mencetak generasi muda Sumatera Utara yang berkarakter, disiplin, berakhlak, dan siap bersaing di era global, maka kerja sama yang erat antara keduanya adalah kuncinya.
Akhirnya, Hari Guru Nasional adalah pengingat bahwa membangun bangsa dimulai dari memuliakan guru. Kwarda Sumatera Utara berdiri bersama para guru—menguatkan, mendukung, dan berkomitmen untuk terus berkolaborasi demi masa depan pendidikan yang lebih baik.
Salam takzim untuk seluruh guru Indonesia.
Salam Pramuka!






























