Haji Ahmad Rusni, Direktur dan Pendiri ARUS Foundation
warta.in
Mataram, NTB – Ditemui sejumlah wartawan disela kesibukan melayani anak yatim piatu, fakir miskin dan dhuafa pada Hari Raya Qurban, 1445 H.
Haji Ahmad Rusni, Direktur dan Pendiri ARUS Foundation dalam Tausyiahnya mengungkapkan
7 Fadilah ataupun hikmah dari hari raya idul Qurban yaitu yang pertama adalah Ketaatan ,yang berarti meningkatkan ketaatan seperti taatnya Nabi Ibrahim alaihissalam ketika diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya Ismail .
Walaupun perintah itu hanya lewat mimpi, namun nabi Ibrahim dengan ketaatannya melaksanakan perintah penyembelihan itu ,dengan menyembelih anaknya Nabi Ismail.
Namun ketaatan nabi Ibrahim tersebut dijawab oleh Allah subhanahu wa ta’ala menggantikannya dengan seekor domba untuk dikorbankan.
Hikmah yang kedua adalah meningkatkan Energi yang berarti di dalam mencari rezeki dan kehidupan sehari-hari manusia harus mendapatkan energi yang cukup.
Sehingga dengan itu bisa memperkuat ekonomi keluarga dan kekuatan energi bagi orang lain.
Yang ketiga kata pria yang ramah senyum ini, adalah menciptakan rasa tenang atau ketenangan dalam jiwa seseorang setelah melakukan ibadah idul Qurban . Artinya dengan keikhlasan pengorbanan yang diberikan kepada orang lain yaitu berupa sembelihan daging hewan akan menciptakan rasa tenang bagi orang yang melakukan kurban.
Hikmah yang ke-4 lanjutnya, adalah memberikan rasa nyaman kepada orang lain setelah melakukan ibadah idul Qurban. Artinya Yaitu orang yang berada di lingkungan sosial seperti fakir miskin dan yatim piatu akan merasa nyaman setelah menerima daging Qurban .
Hikmah yang kelima kerapian dalam arti rapi dalam menata ekonomi untuk keluarga, rapi dalam hal pendidikan bagi keluarganya serta rapi yang bisa ditularkan kepada orang lain.
Yang ke-6 adalah amanah yang berarti teguh di dalam menjalankan segala perintah sehingga tercapailah kebahagiaan dari dunia dan akhirat.
Yang ke-7 atau yang terakhir adalah hikmah mampu. Dengan pengorbanan berupa hewan kurban yang telah disembelih sebagai suatu perintah untuk mengeluarkan darahnya. sebagai pengorbanan maka dengan pengorbanan itu seseorang akan berpacu dan berlomba di dalam kebaikan terutama bentuk pengorbanan kepada orang lain ataupun kepada sesama muslim.
Tausyiah H. A. Rusni memanglah benar karena salah satu aspek utama dari ibadah qurban adalah pengorbanan. Ketika seseorang memilih untuk menyembelih hewan qurban, ia mengorbankan sebagian dari harta yang telah diberikan Allah kepadanya. Pengorbanan ini mencerminkan ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah, serta rasa syukur atas segala karunia yang diberikan-Nya.
Dengan mengorbankan sesuatu yang berharga bagi dirinya, seorang Muslim menguji kesetiaan dan ketulusan imannya.
Selain itu, ibadah qurban juga mengajarkan nilai solidaritas dan kepedulian sosial. Dengan membagikan daging qurban kepada yang membutuhkan, umat Muslim diingatkan akan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama. Ini mencerminkan ajaran Islam tentang pentingnya memperhatikan kaum lemah dan mendorong terciptanya keadilan sosial dalam masyarakat.
Dengan cara ini, ibadah qurban tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat manusia.
Filosofi qurban juga mengandung pesan tentang pengendalian diri dan pengorbanan pribadi. Ketika seseorang memilih hewan untuk qurban, ia harus memilih yang terbaik dari yang dimilikinya.
Hal ini mengajarkan pentingnya memberikan yang terbaik dalam segala hal, termasuk dalam ibadah kepada Allah. Selain itu, proses penyembelihan hewan qurban mengajarkan pengendalian diri dan ketabahan.
Walaupun menyembelih hewan dapat menjadi tugas yang sulit dan menyakitkan secara emosional, seorang Muslim diharapkan untuk melakukannya dengan ketulusan dan keteguhan hati.
Berikutnya ibadah qurban juga mengandung pesan tentang pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan kesetiaannya kepada Allah. Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail, sebagai bentuk pengorbanan, ketaatan dan kepatuhan Ibrahim kepada perintah Allah mengilhami umat Muslim untuk mengikuti jejaknya.
Namun demikian akhirnya Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai korban, kisah ini menjadi contoh tentang pentingnya taat kepada Allah bahkan dalam menghadapi ujian ringan dan ujian paling berat sekalipun di dunia ini. Dibandingkan kebahagiaan yang akan diperoleh di akhirat kelak.(sr)