INDONESIAN JOURNALIST WRITE THE TRUTH

32 C
Jakarta
Kamis, April 25, 2024

Amirul yang Amburadul Buat Pilu Pedagang Cau di Kawasan Selabatu

Sukabumi, Warta.In || Sejumlah pedagang cau (pisang) di kawasan Selabatu Pasar Geledog, Kecamatan, Cikole Kota Sukabumi bernasib pilu. Setelah kebijakan Walikota Sukabumi menggusur lapaknya dua tahun silam.

Dari 30 pedagang yang berjualan disitu satu persatu para pelaku sejarah pedagang pisang di pasar Geledog ini mati, jalan usahanya. Omset mereka terjun bebas.

Belum hilang rasa pilunya, mata dan hati mereka teriris oleh kebijakan sang “Amirul” yang bersikap amburadul. Pedagang pisang ditendang, pedagang baru diundang.

Sejauh mata memandang di bilangan Jl Dewi Sartika yang posisinya persis di belakang balai kota, kini dijejali para PKL yang berjualan cilok (Aci di colok) sejenis baso dan jajanan lainya.

Nurdin (70) lebih dari 30 tahun berjualan pisang dikawasan itu. Matanya berkaca kaca mengenang masa kejayaan berjualan pisang di situ.

Sudah dua tahun Nurdin dipindahkan tempat jualannya kedalam pasar ini. Setelahnya penghasilan Nurdin menurun drastis.

“Sekarang hanya Rp. 20 perhari. Dulu mencapai Rp 300-500 ribu perhari. Untuk makan berdua sama istri aja sudah tak cukup,” tutur Nurdin yang hidup berdua bersama istrinya.

Di usia senjanya Nurdin masih tetap Istiqomah menjalankan profesinya. Pasalnya dia tidak punya anak yang meneruskan atau menafkahinya.

Saat ditanya siapa yang memindahkan lokasi jualan? Dengan polos Nurdin menjawab walikota.

“Saya diusir dari depan sementara didepan sekarang diisi oleh puluhan PKL baru,” keluhnya yang diamini pedagang pisang lainya.

Pasar Geledog adalah ikon pasar pisang yang berkualitas di Kota Sukabumi sejak tahun 1970 an.

Di sana pisang Ambon khas Selabintana yang menjadi primadona para pelancong dari Jakarta. Manis dan harumnya yang khas menjadi nilai tersendiri bari penikmat pisang.

Kini pedagang pisang ini hanya tinggal cerita. Dari 30 pedagang yang ada hanya tinggal 3 orang yang tersisa mengantungkan isi perutnya agar peringknya tidak tergantung. *Budi Darmawan*

Latest news
Related news