Warta Indonesia | Palembang – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) di Sumatera Selatan terkait dengan rencana penanganan COVID-19 saat ini, kita harus belajar dari negara atau daerah yang sudah berhasil menekan angka kasus baru maupun angka kematian akibat COVID-19. Kita sedang bertarung melawan varian delta, di mana angka reproduksinya (R0) berkisar antara 5 hingga 8. Sehingga, tanpa tindakan pencegahan, 1 orang positif berpotensi menularkan ke 8 orang lainnya. PPKM memang sudah menurunkan “sedikit” angka kasus terkonfirmasi dan angka kematian harian COVID-19 di Indonesia.
Hal tersebut di katakan oleh Aslam Mahrom, ST, SE Sekretaris DPD Hanura Sumsel saat di temui oleh awak media di Sekretariat DPD Hanura Sumsel jalan Soekarno Hatta Palembang, Senen (02/08/21)
Aslam Mahrom mengatakan Namun penurunan itu tidak berhasil dicapai di Sumatera Selatan. Pada tanggal 31 Juli 2021, Sumatera Selatan mencapai angka kematian harian tertingginya sepanjang sejarah pandemi COVID-19 (49 orang). Lebih dari 4% orang yang terkonfirmasi COVID-19 di Sumatera Selatan meninggal dunia, dan angka tersebut jauh di atas persentase nasional (2,8%). Pemerintah perlu serius menjalankan PPKM demi mengurangi tingkat penularan maupun jumlah korban-korban selanjutnya. Selain itu, rakyat harus sadar bahwa patuh 5M bukan hanya karena peraturan semata, tetapi untuk keselamatan diri sendiri dan orang terdekat yang kita cintai. Selain bahaya tersebut, penelitian di RS Persahabatan juga menunjukkan bahwa 63,5% pasien COVID-19 mengalami “long COVID”, di mana pasien masih mengalami gejala sakit berkepanjangan (lebih dari 28 hari) yang diderita pasien, meskipun tes COVID-19 menunjukkan hasil negatif.
Strategi pengendalian pandemi COVID-19 tidak hanya 5M dan 3T, namun juga meningkatkan proporsi populasi yang kebal atau imun dengan cara vaksinasi massal. Yang diharapkan nantinya setelah vaksinasi adalah penularan penyakit diturunkan, namun yang lebih penting adalah menurunkan angka kematian. Kita juga tidak bisa meremehkan jenis-jenis vaksin yang mungkin tidak digunakan oleh negara maju. Di Serrana, Brazil, vaksin Sinovac berhasil menurunkan 80% kasus COVID-19 bergejala di bulan Mei 2021 setelah mencapai 75% cakupan vaksinasi (lengkap dua dosis. PPKM harus dibarengi dengan memperbanyak penduduk yang mendapatkan vaksinasi lengkap dua dosis, tidak hanya satu dosis saja, demi melindungi anggota keluarga maupun kerabat yang memiliki risiko kematian akibat COVID-19 lebih tinggi. Pihak puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya harus berusaha jemput bola masyarakat untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, sedangkan rakyat harus segera ke sentra vaksinasi mana pun. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia di depan mata kita saat ini. ( Santo )