Warta In | Palembang,- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE yang diwakili oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Sumsel H Achmad Rizwan, S.STP., M.M menghadiri serta membuka dengan pemukulan gong pada acara launching transformasi payment system dan real-time report dalam usaha sinergitas peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di provinsi Sumsel dari sektor retrebusi daerah dan penyerahan Q-Ris kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pemungut retrebusi provinsi Sumsel, Senin (16/12/2024).
Turut hadir didalam kegiatan ini Kepala Bidang Pendapatan Lain-Lain Bappenda Sumsel sekaligus Ketua Panitia H Derga Karenza, SP., M.M, Anggota DPD RI Perwakilan Provinsi Sumsel Dr Ratu Tenny Leriva, M.M, Pimpinan Cabang Utama Bank Sumatera Selatan Bangka Belitung Fahmi, Direktur Keuangan Bank Sumatera Selatan Bangka Belitung Samiludin, Perwakilan Pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Sumsel Eva, Perwakilan Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Sumsel yakni Ahmad Fauzi, Pimpinan Kreasi Institued, Pimpinan Gibran Center, dan undangan lainnya. Adapun kegiatan ini sendiri dipusatkan di aula lantai tiga Bank Sumatera Selatan Bangka Belitung Cabang Utama yang beralamatkan di Jalan Kapten A Rivai Palembang.
Dikatakan Kepala Bappenda Provinsi Sumsel H Achmad Rizwan, S.STP., M.M, di mana acara hari ini launching transformasi payment system dan real-time report yang inovasi ini adalah salah satu upaya dari kita untuk meningkatkan PAD. Satu tahun ke belakang kami diskusi dengan kepala bidang pendapatan lain-lain Bapenda, di mana kami melihat celah bahwa kita ini bisa meningkatkan, tetapi pendapatan ini harus kita dorong salah satunya dilakukan secara digital, biar apa biar, transparansi dan akuntable. Sehingga ke depan kita harapkan tidak ada lagi retribusi ini dilakukan secara tunai.
“Seperti kantor pajak sekarang, di mana pajak itu sekarang online seluruhnya yakni cashplus dia, retribusi juga, makanya kalau di pajak itu murni dari tiga institusi, yakni dari Pemprov, Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel, dan Jasa Raharja, tapi kalau retribusi ini lebih rumit lagi, ada beberapa belas OPD, retribusi jasanya berbeda-beda, kemudian juga lokasinya jauh, misalnya Q-Ris butuh sinyal, dan kadang-kadang gangguan sinyal,” ujarnya.
Kemudian, sebagaimana kita ketahui PAD memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan didierah kita ini. Dalam rangka menghadapi tantangan era digital ini diperlukan inovasi, serta adaptasi, untuk memastikan pengelolaan keuangan lebih transparan, akuntable dan efektif. Sektor penikmat PAD salah satunya bersumber dari penerima retribusi yang saat ini OPD pemungut retribusi di provinsi Sumsel berjumlah 13 OPD.
“Dimana dengan berbagai jenis pemungutan retribusi, seperti retribusi jasa umum, jasa besar, dan jasa perizinan, dan saat ini Pemprov Sumsel melalui Bappenda Provinsi Sumsel telah membangun tranformasi payment system dan real-time report dalam usaha sinergitas peningkatan pendapatan asli daerah di provinsi Sumsel dari sektor retrebusi daerah sehingga dalam pemungutan retribusi diharapkan dapat dilaksanakan secara online atau non tunai,” ungkapnya.
Menurut Kepala Bidang Pendapatan Lain-Lain Bappenda Sumsel sekaligus Ketua Panitia H Derga Karenza, SP., M.M, penggunaan aplikasi ini yang disebut ROSS, Retrebusi Online Sumatera Selatan merupakan sistem pembayaran baru untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas Bappenda Provinsi Sumsel terhadap retrebusi daerah provinsi Sumsel sesuai dengan ketentuan bahwa per Januari 2025 ke depan ini walaupun masih menggunakan sistem tunai tapi sudah menerima penerimaan secara non tunai melalui aplikasi yang telah diterbitkan oleh PT Bank Sumatera Selatan Bangka Belitung (Sumsel Babel) dan Bank Indonesia (BI) dan berharap semuanya bertahapenhhunakan pembayaran non tunai ke depannya.
“Sesuatu yang baru itu sulit, tapi mau tidak mau harus tetap dilaksanakan walaupun bertahap, dengan dibangunnya sistem aplikasi ini, harapannya mampu meminimalisir tingkat kebocoran dari PAD, mengurangi pembayaran secara tunai, meningkatkan transparansi retrebusi daerah provinsi Sumsel serta proses pembuatan laporan dan pembayaran menjadi efektif dan efisien dengan metode pembayaran melalui Q-Ris, Virtual Account, manual/cash),” katanya.
Dilanjutkannya, adapun latar belakang kegiatan ini yakni dimana retrebusi merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Dalam era modern digitalisasi dan transparansi kita dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman dalam mempermudah serta keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan pemerintah, sehingga diperlukannya inovasi yang dapat menunjang kegiatan pemerintah dibidang retrebusi tersebut. Untuk mengembangkan rencana tersebut maka kita harus memiliki Goals yaitu dengan membuat sebuah aplikasi seperti ROSS, Peto yakni portal retrebusi online atau Elektonik Retrebusi.
“Tahapan pelaksanaan sistem terdiri dari membuat analisis SWOT, yakni Strengths (kekuatan, Weakness (kelemahan), Oppurtunitiez (peluang), dan Threats (ancaman). Membuat team efektif yang terdiri dari bidang PDLL, bidang Puslia, Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah, Bank Sumatera Selatan, OPD terkait dan OJK. Selain itu juga melakukan pelatihan dan uji coba sistem untuk team, serta melakukan kunjungan OJK, konsultasi hasil penerapan,” ucapnya.