Warta.in | – Generasi emas Indonesia, kata Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher, dapat diwujudkan jika kita mampu memastikan anak-anak Indonesia saat ini tercukupi kebutuhan gizi, layanan kesehatan dan pendidikannya.
“Posyandu adalah salah satu layanan kesehatan dasar yang dekat dengan masyarakat. Melalui Posyandu dilakukan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, pemberian gizi serta pencegahan stunting,” ujarnya saat menjadi narasumber acara Bimbingan Teknis Kader Keamanan Pangan Kota Cirebon 2023, Kamis, 16 November 2023.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komisi IX DPR RI dan Dinkes Kota Cirebon.

Netty berpesan kepada para kader pendamping posyandu sebagai peserta kegiatan agar bersungguh-sungguh dalam melakukan pendampingan dan penyuluhan keamanan pangan pada masyarakat.
“Kader keamanan pangan Kota Cirebon harus menjadi ujung tombak keamanan pangan dengan memastikan hadirnya pangan yang aman di Cirebon, terutama pangan yang dikonsumsi keluarga,” katanya.
Oleh karena itu, Netty berharap kader pendamping posyandu yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dapat mengedukasi dan menyampaikan informasi terkait keamanan pangan keluarga.
“Dengan mendampingi keluarga sehingga mendapatkan asupan yang bergizi, aman dan halal, maka kader keamanan pangan telah berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting di titik hulu; mulai dari awal 1000 hari pertama kehidupan,” tandas Netty.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan BPOM Ema Setyawati mengatakan, kader keamanan pangan mendapatkan pembekalan tentang kebijakan keamanan pangan, kunci keamanan pangan keluarga, cek klik dan pemanfaatan aplikasi keamanan pangan dan simulasi.
“Peserta juga diminta menyusun rencana tindak lanjut pasca mengikuti pembekalan,” ujarnya.
Kegiatan ini, kata Ema, merupakan bentuk implementasi misi BPOM, yaitu, membangun SDM unggul terkait obat dan makanan dengan mengembangkan kemitraan bersama seluruh komponen bangsa dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Diketahui, Kota Cirebon memiliki 331 Posyandu sedangkan Kab Cirebon memiliki 1529 Posyandu aktif.
“Melalui bimtek ini, diharapkan adanya peningkatan kapasitas pendamping Posyandu terkait gizi dan pencegahan diare. Mereka juga dapat berperan sebagai _agent of change_ dalam pemberdayaan masyarakat di bidang keamanan pangan,” ujar Ema.
Selain itu, kader keamanan pangan diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan media sosial dalam memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi terkait pangan aman, bermutu dan bergizi kepada masyarakat.
“Dengan memiliki kesadaran pangan aman, masyarakat menunjang program pencegahan penyakit tidak menular dengan senantiasa membaca informasi nilai gizi pada label pangan olahan, mengurangi konsumsi gula, garam dan lemak serta menurunkan risiko stunting,” papar Ema.(**)