warta.
Saat ini pengguna Light Rail Transit (LRT) Jabodebek mengeluh karena waktu tunggu yang dianggap terlalu lama untuk transportasi publik. Sehingga banyak yang keluar untuk mencari moda transportasi alternatif.
Waktu tunggu kereta LRT Jabodebek saat ini mencapai 30 menit pada jam sibuk. Sementara saat jam tidak sibuk, masa tunggunya mencapai 1 jam.
Waktu sibuk berlangsung pada pukul 05.00-09.00 WIB. Sedangkan waktu tidak sibuk terjadi pada pukul 10.00-15.00 WIB.
Waktu tunggu yang terlalu lama saat ini dianggap berbeda dengan kondisi saat awal pengoperasian LRT Jabodebek. Demikian ungkap
Anggota Komisi V DPR RI, H.Suryadi Jaya Purnama,ST. dari Fraksi PKS dalam keterangan persnya kepada wartawan media ini.
Sebelumnya, ujar Suryadi, dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI pada tanggal 7 November 2023 lalu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan tentang penyebab waktu tunggu LRT Jabodebek yang mencapai hingga 1 jam.
Hal ini disebabkan harus diistirahatkannya 18 trainset LRT Jabodebek untuk pembubutan roda yang aus . Sehingga berdampak pada berkurangnya kereta yang dapat dioperasikan.
Perbaikan roda aus LRT Jabodebek selesai dan akan beroperasi normal ditargetkan Menhub pada bulan Desember 2023.
” Oleh karena itu kita minta Kemenhub memperhatikan penyebab masalah ausnya roda LRT Jabodebek, bukan sekedar percepatan pembubutannya”,tandas Suryadi.
Saat ini menjadi pertanyaan di tengah masyarakat, dia melanjutkan, tentang roda yang aus tersebut, apakah itu roda sama yang digunakan sejak uji dinamis LRT Jabodebek tahun 2021 lalu atau tidak.
“Jika roda-roda itu sudah digunakan sejak uji coba dinamis 2021 pun, seharusnya kerusakan tidak akan separah itu,”tandasnya.
Sementara analisis yang berkembang di tengah masyarakat sekarang, menurut politisi asal Pulau Lombok NTB ini, adanya dugaan pelanggaran peraturan teknis terkait standar lebar Rel yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012 Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.
Namun, pada LRT Jabodebek, ada beberapa lengkung yang radius lengkungnya antara 90 – 100 mm, seharusnya sesuai aturan lebar rel ditambah 20 mm, bukan hanya 10 mm seperti sekarang.
“Jika masalah lebar rel ini tidak diselesaikan sesuai dengan peraturan, maka roda-roda yang sudah dibubut tersebut akan seperti terjepit dan kembali cepat aus,” terangnya.
Dijelaskan, Selain masalah lebar rel, ditemukan pula adanya masalah serbuk besi di beberapa titik pada rel LRT yang diduga memicu korsleting pada sejumlah komponen wesel atau percabangan rel.
Melihat masalah-masalah yang terjadi dan sampai sekarang tidak diupayakan pencaritahuan penyebabnya, dia meminta agar LRT Jabodebek diaudit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
” Audit ini harus dilakukan bersama para ahli perkeretaapian seperti dari akademisi, profesional, dan masyarakat. Agar tidak terjadi hasil audit di luar aspek teknis seperti pernah terjadi saat BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) mengaudit tentang impor KRL,” katanya.
Dalam perspektip pria yang akrab dipanggil SJP ini, dengan harus diistirahatkannya 18 trainset untuk pembubutan roda yang aus dan hanya 8 trainset yang digunakan.
” Kami mengusulkan agar operasional LRT Jabodebek sekalian saja dihentikan sementara.
Sampai selesainya audit dan penanganan solusinya. Penghentian sementara operasional LRT Jabodebek ini diperlukan agar keamanan dan keselamatan warga pengguna bisa terjamin,”usulnya.(sr)