Presiden Prabowo Subianto beri pesan penting terkait komunikasi publik yang belakangan ini menjadi sorotan publik, khususnya saat ada kabar teror kepala babi kepada salah seorang wartawan Tempo, hal ini disampaikan secara langsung oleh presiden saat melaksanakan rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/03/2025) sore.
Pesan penting Prabowo tentang perbaikan komunikasi publik ini disampaikan secara langsung kepada seluruh menteri kabinet Merah Putih yang mengikuti rapat terbatas. Seluruh menteri pun menjadikan pesan ini sebagai salah satu poin penting yang harus segera dievaluasi guna memberi citra positif pada dinamika pemerintahan yang berlangsung.
Salah satu motivasi Prabowo mengingatkan terkait perbaikan cara komunikasi ini adalah karena berkembangnya asumsi dan pendapat liar masyarakat terkait beberapa isu terkini, khususnya di bidang pers, HAM, kebebasan berpendapat yang akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat.
Salah satu anggota kabinet yang mengikuti rapat terbatas itu adalah Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. Dalam keterangannya Sudaryono menyampaikan bahwa sejatinya pemerintah tidak anti kritik, tetapi narasi dan pemberitaan harus sesuai juga dengan apa yang sesungguhnya terjadi.
“Jangan sampai orang itu berasumsi karena itu tidak bisa kita kontrol. Jangan sampai dia dapat berita sepenggal, kemudian berasumsi negatif kan enggak bagus”, jelas Sudaryono.
Prabowo juga berpesan agar penjelasan-penjelasan mengenai kebijakan dan hasil kerja yang telah dilaksanakan dalam beberapa waktu tertentu dapat disampaikan secara komprehensif. Salah satu pemicu Prabowo berpesan demikian karena adanya keresahan masyarakat yang menilai bahwa pejabat publik seringkali memberikan keterangan yang kontroversial.
Hal tersebut menjurus pada keterangan Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi yang menjawab pertanyaan wartawan terkait teror yang menimpa seorang jurnalis tempo. Hasan kemudian menjawab dengan pernyataan yang menurut masyarakat kurang pantas.
“Kalau dapat kiriman ya dimasak aja!”, jawab Hasan saat ditanyai wartawan.
Beberapa waktu kemudian ia menjelaskan bahwa konteks pernyataannya itu adalah tidak bermaksud menjelekkan atau menghina, tetapi menunjukan rasa empati pada jurnalis yang diteror untuk bersama melawan peneror, namun menurutnya pernyataannya telah banyak disalah artikan oleh beberapa akun media sosial.