Warta.in, Jakarta, 4 Maret 2021 – Danren 162/Wira Bakti Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani menghadiri undangan sebagai narasumber di Rakornas BNPB pada hari Rabu, 4 Maret 2021di Hotel Sari Pan Pasifik, Sarinah Jakarta.
Kehadiran Danrem 162/Wira Bakti NTB di Rakornas BNPB juga sekaligus mewakili Gurbernur NTB dan Pejabat-pejabat Pemda NTB yang tidak bisa hadir (melalui virtual) memberikan pemaparan mengenai pengalaman penanganan pasca gempa Lombok, NTB 2018 silam di Rakornas Penanggulangan Bencana BNPB.
Rizal menegaskan, penanganan pasca bencana harus dilakukan kolaborasi antar instansi, mulai dari relawan hingga pemerintah.Pemulihan kondisi pasca bencana tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau dua Instansi saja, tetapi seluruh stake holder dari pemerintah yang dibantu oleh LSM dan relawan harus bersinergi.
Danrem NTB diundang untuk hadir dalam Rakornas BNPB, kita ketahui bersama permasalahan kebencanaan ini di Indonesia adalah suatu hal yang luar biasa dalam arti bencana sering terjadi di Indonesia, maka Danrem dihadirkan disini sebagai narasumber untuk berbagi ilmu dan pengalaman terkait dengan bagaimana dengan penanganan bencana supaya bencananya itu termanajemen dengan baik dalam arti masyarakatnya tenang, tidak ada yang demo, tidak ada yang melakukan penjarahan, kemudian masyarakatnya juga terpenuhi semua kebutuhan dasarnya baik makanan dan minuman bahkan perumahan.
Dan kebetulan di NTB itu tugas kami adalah membangun rumah tahan gempa sejumlah 226 ribu unit, itu bukan hal yang sedikit tapi cukup banyak diberi waktu selama 2 tahun untuk pembangunan rumah tersebut. Dan pada saat sekarang ini pembangunan rumah tersebut sudah 98,14%.
BNPB memberikan apresiasi kepada NTB sehingga hadirnya Danrem diacara Rakornas BNPB untuk berbagi ilmu sebagaimana supaya bangunnya cepat, masyarakatnya tenang dan nyaman sehingga ekonominya bisa naik apalagi dengan kondisi pandemi Corona ini.
Kami juga berbagi ilmu, berbagi pengalaman dan kami juga masih jauh dari kesempurnaan namun trik-trik ini perlu kami sampaikan kepada saudara-saudara kami yang dari Sabang sampai Merauke sehingga apabila terjadi bencana mereka sudah mengerti trik-triknya bagaimana tahap awalnya, tahap tanggap daruratnya bagaimana, tahap rehabilitasinya, tahap rekonstruksinya seperti apa sehingga masyarakat terselamatkan dan jumlah korban bencana berkurang seminimal mungkin.
Kebetulan di NTB saat ini lagi booming penanaman jagung dimana jagung tersebut agak merambat ke pinggir-pinggir hutan sehingga ini dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab, namun dengan ini kami bersama Polda NTB dan Pemda, dan Gubernur NTB memberikan perintah keras melarang terjadinya penebangan hutan dan bahkan NTB sudah mengeluarkan Pergub : tidak ada kayu yang keluar dari NTB karena untuk menekan illegal loging dan upaya-upaya penggundulan hutan, Danrem juga mendapatakan pendampingan dari kepala BNPB untuk meninjau contohnya NTB saat ini lagi siap giat bidang penghijauan di tempat-tempat daerah wisata contohnya Mandalika yang menjadi destinasi wisata NTB.
Dari pariwisata Mandalika diperkirakan 10 tahun lagi Mandalika akan lebih indah dan dapat dirasakan oleh anak cucu kita nantinya bisa diceritakan. Alangkah baiknya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam penghijauan dimanapun berada.
Terkait dari kayu tidak boleh keluar dari NTB, Danrem sudah berkoordinasi dengan HPH, KPH dan seluruh stakeholder yang ada di NTB termasuk dengan pintu-pintu keluar dari pelabuhan NTB, kalau ketahuan maka akan diproses hukum tanpa tebang pilih instansi manapun dan sudah disampaikan ke Gubernur NTB.
Demi terciptanya penghijauan di NTB, Danrem bekerja sama dengan KPH untuk menyelamatkan aset-aset KPH yang diwilayah NTB dengan membuat program Mini Agriculture yaitu perkebunan yang terintegrasi dengan kehutanan. Jadi masyarakat boleh menanam pohon-pohon jagung, jagun dan lain-lain tetapi dikelilingi pohon-pohon keras seperti pohon jati, pohon mahoni dll sehingga pelestarian lingkungan tetap terjaga yang rencananya ada sekitar 150-250 hektar untuk penghijauan di beberapa daerah NTB dengan melibatkan beberapa organisasi dan LSM pecinta alam.
Harapan Danrem 162/Wirabakti dari Rakornas BNPB 2021 ini :
1. Arahan dari Gubernur NTB dan kepala-kepala badan terkait memiliki tagline “Alam menjaga kita, kita menjaga alam” jadi dari tagline itu disoundingkan ke seluruh NTB agar masyarakat juga tertanam untuk mencintai alam.
2. Dengan tagline tersebut timbulah pemahaman untuk kita semua sama-sama menjaga alam nusantara Indonesia ini karena masa depan anak cucu kita harus diperhatikan tanpa ada upaya sampai sekarang mustahil dalam jangka waktu kedepan akan terjadi.
3. Dengan adanya Rakornas ini akan muncul ide-ide baru / upaya-upaya baru yang lebih adaptif dan mudah untuk diaplikasikan sehingga masyarakat akan lebih mudah mengerti bagaimana mitigasi bencana tersebut, apabila mitigasi bencana dengan baik maka bencana-bencana besar akan kita bisa lewati.
Pewarta:(Tri Soewindo)