Pekanbaru, 21 September 2025 – Warga Riau, aktivis lingkungan, mahasiswa, dan komunitas Disabilitas berkumpul dalam aksi Draw The Line Riau 2025 pada Minggu, 21 September 2025 di area Car Free Day Pekanbaru. Aksi ini merupakan bagian dari gerakan global Draw The Line 2025, yang berlangsung serentak di berbagai kota di dunia menjelang Sidang Umum PBB dan KTT Iklim COP30 di Brazil.
Konteks Aksi
Gelombang protes beberapa minggu ini lahir dari rasa tidak adil yang menumpuk: keputusan diambil di ruang tertutup, biaya hidup terus naik, dan ruang demokrasi makin menyempit. Krisis iklim membuat keadaan semakin berat. Banjir dan kekeringan datang makin sering, udara tercemar, panas ekstrem mengganggu kesehatan, dan garis pantai terkikis. Keadilan iklim bukan hanya soal menurunkan emisi, tetapi juga memutus siklus ketimpangan yang membuat rakyat menanggung biaya paling besar. Rakyat menjadi korban sedangkan si perusak bergelimang harta.
Riau termasuk salah satu provinsi yang paling terdampak krisis iklim di Indonesia. Hampir setiap tahun, wilayah ini menghadapi kebakaran hutan dan lahan, banjir bandang, dan pencemaran udara yang berulang. Data BMKG menunjukkan kenaikan suhu rata-rata tahunan, yang memperpanjang musim kering dan meningkatkan risiko gagal panen. Selain itu, keberadaan PLTU batubara menambah beban polusi udara bagi masyarakat.
“Kami menarik garis batas untuk mendorong pemerintah segera mempercepat transisi energi bersih, penghentian pembangunan PLTU baru, melindungi ruang hidup masyarakat, serta menegakkan hukum terhadap pelaku perusakan lingkungan. Ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga kesehatan publik dan masa depan generasi muda Riau,” ujar Rina Nov, Koordinator Draw The Line Riau.
Tuntutan Kolektif
Aksi ini membawa enam tuntutan utama:
1. Hentikan Energi Kotor – Moratorium pembangunan PLTU baru di Riau dan peta jalan penghentian operasi PLTU sebelum 2030.
2. Transisi Energi yang Adil – Investasi pada energi terbarukan berbasis komunitas seperti surya, biomassa, dan mikrohidro.
3. Penegakan Hukum – Sanksi tegas bagi pembakar hutan dan pencemar udara.
4. Perlindungan Masyarakat Adat – Pengakuan dan perlindungan hak masyarakat adat dan petani kecil.
5. Transparansi Data – Publikasi data emisi PLTU, kualitas udara, dan izin konsesi.
6. Tindakan Darurat Iklim – Deklarasi darurat iklim untuk Provinsi Riau dengan target net zero 2050 atau lebih cepat.
Rangkaian kegiatan
Kegiatan dimulai pukul 06.00 WIB dengan Aksi Diam, Pameran Poster, Photo Opps, Mimbar Bebas serta Teatrikal sebagai aksi simbolik menarik garis sebagai representasi tuntutan keadilan iklim dan Demokrasi yang Adil. Peserta dianjurkan mengenakan pakaian berwarna hijau atau pink sebagai simbol harapan dan keberanian.
“Aksi pendekatan Kreatif dan damai ini adalah cara kami memastikan isu krisis iklim tidak lagi diabaikan dan pemerintah memiliki peta jalan yang jelas untuk menyelamatkan ruang hidup masyarakat Riau dan masa depan generasi mendatang. Kami ingin mengirim pesan kuat bahwa masyarakat Riau siap menjadi bagian dari solusi,” tambah Rina.
Informasi Tambahan
Masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut dapat mengakses panduan aksi melalui: s.id/toolkitdtlriau
Kontak Media:
Rina Nov – Koordinator Draw The Line Riau
📱 082284700029
Extinction Rebellion Riau dan 350.org sebagai penyelenggara Utama Berkolaborasi dengan lembaga di Riau diantaranya:
1. Formasi Disabilitas
2. Brimapala Sungkai
3. Kabut Riau
4. Teraloka Lestari
5. Wanapalhi
6. Walhi Riau