KUBU RAYA, LIPUTAN7.ID – Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Kubu Raya bersama Tim Ekspedisi Patriot IPB University menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Rekomendasi untuk Evaluasi Kawasan Rasau Jaya” kegiatan ini dilaksanakan di Aula Bank Kalbar, Selasa (18/11) di
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Transmigrasi Kabupaten Kubu Raya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PEMDES), BAPPEDALITBANG, PUPR, Camat Sungai Kakap, Camat Kubu, Camat Teluk Pakedai, perangkat desa dari ketiga kecamatan tersebut, serta sejumlah perwakilan masyarakat kawasan transmigrasi.
FGD bertujuan mengevaluasi kondisi sosial-ekonomi, infrastruktur, kelembagaan, dan tata kelola lahan di Kecamatan Sungai Kakap, Kubu, dan Teluk Pakedai.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Transmigrasi Kabupaten Kubu Raya, Wan Iwansyah, menegaskan pentingnya FGD sebagai momentum penguatan sinergi antarinstansi guna memastikan arah pembangunan transmigrasi berbasis potensi lokal,” jelasnya.
“Transmigrasi hari ini bukan hanya soal pemerataan penduduk, tetapi juga pemerataan kesejahteraan. Kawasan harus hidup, produktif, dan berdaya guna bagi masyarakat,” ujarnya.
Ketua Tim A IPB University, Prof. Yusman Syaukat, menjelaskan bahwa FGD menjadi ruang bagi masyarakat transmigrasi untuk menyampaikan kondisi, permasalahan, dan potensi nyata yang ada di desa. Masukan tersebut diharapkan menjadi dasar penyusunan rekomendasi dan program pemerintah ke depannya,” terangnya.
“Kami mengumpulkan data-data dengan tujuan memberikan rekomendasi untuk rencana pengembangan kawasan transmigrasi Rasau Jaya ke depannya,” terangnya.
Pada sesi pemaparan, Nastiti Wardania, dari Tim A menyampaikan hasil evaluasi sarana dan prasarana kawasan transmigrasi di Sungai Kakap, Teluk Pakedai, dan Kubu. Evaluasi mencakup empat aspek utama: pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, serta sarana dan prasarana.
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas di ketiga kawasan masih memprihatinkan, terutama pada kondisi jalan penghubung yang banyak mengalami kerusakan. Pada sektor pendidikan, sejumlah sekolah diketahui belum memiliki akses dan fasilitas memadai. Selain itu, diperlukan penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat.
Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kubu Raya juga menyampaikan beberapa program yang telah direalisasikan, antara lain rehabilitasi tujuh sekolah (empat SD dan tiga SMP) serta pembangunan toilet dan SAB di SDN 7 Teluk Pakedai dan SDN 11 Rasau Jaya.
Pada sesi diskusi, peserta mengangkat isu strategis, salah satunya kondisi akses menuju SDN 49 Punggur Besar, di mana guru dan murid harus menempuh jalan tanah dan lumpur sejauh 6 km atau menggunakan transportasi air.
“Akses menuju sekolah kami harus melewati jalan 6 km dengan kondisi penuh tanah. Beberapa murid dan guru memilih menggunakan sampan karena lebih cepat dan aman,” ujar Edi, salah satu peserta.
Kondisi serupa juga terjadi di SDN 06 Rasau Jaya yang kekurangan ruang belajar sehingga kegiatan mengajar terpaksa memanfaatkan surau. Renovasi sebelumnya bahkan memperburuk kondisi karena ketidaktepatan perbaikan.
Isu tersebut mendapat perhatian PUPR yang mendorong pihak sekolah dan pemerintah desa untuk melakukan tindak lanjut guna mengupayakan solusi. DISTRANSNAKER Kubu Raya menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan dan pengukuran di kedua sekolah tersebut.
“Kami dari Distransnaker Kubu Raya telah melakukan pemetaan dan pengukuran, bahkan sudah kami sampaikan ke kementerian terkait. Ke depannya akan ada bantuan pembangunan berencana,” jelas Wan Iwansyah.
FGD ini menjadi tahapan penting validasi lapangan dan pengumpulan masukan lintas sektor untuk menyusun arah pengembangan kawasan transmigrasi Rasau Jaya yang lebih adaptif dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat, hasil validasi ini diharapkan memperkuat dasar kebijakan pembangunan transmigrasi berbasis potensi ekonomi lokal.































