25.6 C
Jakarta
Kamis, Oktober 30, 2025

Wartawan Investigasi

Pencari Bukti Yang Tersembunyi

Gegara Proyek Draenase, Ratusan Warga di BTL Sudah 3 Minggu Tidak Dapatkan Air Bersih

TORAJA UTARA – Ratusan warga di Batulelleng Kelurahan Rante Pasele Kecamatan Rantepao, mengeluh sudah 3 minggu tidak bisa dapatkan air bersih dari PDAM, Rabu (22/10/2025).

Hal itu diketahui pada hari Senin (20/10/2025) saat warga sepanjang jalan masuk ke Taman Makam Pahlawan sementara memperbaiki ujung pipa yang terpotong bahkan tertutup galian tanah.

Salah satu warga Batulelleng bernama Arnold Hutasoit yang akrab dipanggil Annong, saat ditemui di lokasi pekerjaan draenase jdi jalan Taman Makam Pahlawan, menyebutkan jika aliran air PDAM tersebut terputus dan sudah 3 minggu tidak mengalir ke rumah warga.

“Ini sudah 3 minggu kami di daerah BTL ini tidak bisa dapatkan air bersih PDAM akibat dari pekerjaan draenase ini. Baik itu warga yang di belakang kantor pertanahan maupun sepanjang jalan ini hingga masuk ke taman makam pahlawan,” sebut Annong.

Foto Pipa Air ke Rumah Warga

Sebagian dari warga juga yang ada di situ menyebutkan jika mereka pernah diantarkan air bersih pakai mobil tangki PDAM namun itu tidak menjangkau semua warga bahkan selama 3 minggu itu diperkirakan hanya 2 kali pengantaran

Selain tidak bisa dapatkan air bersih, Annong bersama warga juga mempertanyakan hasil pekerjaan draenase yang diduga asal dikerja.

Posisi U-Dicht Draenase di BTL Jalan Taman Makam Pahlawan

Pasalnya, pemasangan U-Dicht diduga asal dipasang turun tanpa memperhatikan setiap ujung sambungan yang dengan kasat mata kelihatan tidak rapat.

“Sudah kita terdampak air bersih akibat proyek drainase ini, malah pekerjaannya sepertinya asal dikerja saja. Kami bukan orang ahli dalam bidang ini tapi biar anak baru masuk sekolah dasar saja bisa tahu kalau dari ujung sambungan ini air got atau selokan bisa merembes keluar,” ketus Annong.

Ujung Sambungan U-Dicht Pada Pekerjaan Draenase di BTL

Keluhan warga ini saat dikonfirmasi lanjut ke Dirut PDAM Toraja Utara, Moses menjelaskan jika pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menanggulangi persoalan ini tapi proyek pekerjaan penggalian draenase belum di ketahui kapan selesai.

“Kami sudah maksimalkan menanggulangi penyambungan pipa induk yang terputus akibat penggalian dimana ada sebagian pipa lama masih bisa diangkat dan difungsikan kembali hingga mengganti pipa baru bagi sebagian pipa yang tidak bisa diangkat maupun rusak,” sebut Moses.

Selaku Dirut PDAM, Moses juga mengatakan jika pihaknya sudah maksimalkan menanggulangi pengantaran air bersih pakai mobil tangki tapi jumlah air yang dibawa tidak bisa menjangkau semua warga.

Selain itu, Moses selaku Dirut PDAM membeberkan bahwa air sebenarnya sudah bisa dialirkan ke pipa induk namun kwatir jangan sampai akan ada lagi pipa induk bagian depan yang akan terkena penggalian.

Belum lagi kata Moses bahwa untuk menyambung dari pipa induk ke pipa warga itu ada alat sambungan yang disebut clamp saddle yang mana alat tersebut adalah milik pelanggan sejak pemasangan atau penyambungan baru

“Besok baru coba disambungkan pak tapi masalahnya adalah material koneksi namanya clamp saddle tidak ada, tertinggal dalam tanah dengan pipa lama sedangkan itu adalah milik pelanggan. Penggantiannya tidak ditanggung PDAM,” jelas Moses, melalui sambungan WhatsAppnya pada hari Senin (20/10/2025).

Menurut penjelasan Moses selaku Dirut PDAM bahwa material sambungan tersebut hanya bergaransi 2 tahun dan berlaku jika rusak tanpa atau bukan disengaja.

“Garansi yang kami berikan adalah rusak bukan karena disengaja yaitu 2 tahun. Biar baru dipasang tapi rusak karena faktor eksternal, tidak bisa kami garansi,” bebernya.

Lanjut, saat dikonfirmasi terkait apakah air bisa dialirkan atau belum jika proses pengalian draenase sudah selesai semua, Moses mengatakan jika itu pastinya bisa.

“Iya pastinya dan bila ada kebocoran, mau nggak mau pasti kami yang harus perbaiki, apa boleh buat. Yang menjadi masalah sekarang adalah material/aksesoris sambungan rumah milik pelanggan itu, siapa yang akan ganti ?,” ungkap Moses

Yang jelas dari PDAM tidak bisa ganti karena bukan PDAM yang merusakkannya atau bukan rusak karena kecacatan produk, bebernya.

Secara terpisah persoalan ini saat dikonfirmasi lanjut ke pihak OPD Perkimtan, Robyanta Popang selaku Kepala Dinas Perkimtan mengatakan jika sudah ada koordinasi dengan pihak PDAM melalui persuratan.

“Ada persuratan ke PDAM. Silahkan hubungi PPK secara detailnya,” singkat Robyanta.

Sementara selaku PPK proyek Drainase di BTL tersebut, Pendi juga mengatakan hal sama jika ada koordinasi dan surat pemberitahuan.

“Sebelum penggalian kita sudah bersurat ke PDAM, PLN dan PT TELKOM. Kita juga sudah rapat bersama dengan mereka di komisi III DPRD,” jelas Pendi.

 

 

Berita Terkait