29.9 C
Jakarta
Kamis, Juli 3, 2025

Wartawan Investigasi

Pencari Bukti Yang Tersembunyi

Karet Penopang Ekonomi Yang Secara Turun-Temurun Dilakoni Begitu Banyak Warga Masyarakat

Warta In | Palembang,- Karet sebagai penopang ekonomi yang secara turun temurun dilakoni begitu banyak warga masyarakat,
Perkebunan karet yang diolah turun temurun ini mengalir apa adanya, yang penting dirawat, dipupuk, dan pada saatnya dipanen untuk kemudian dijual ke pengepul, dan diolah oleh industri, apakah akan menjadi produk setengah jadi atau produk jadi.

Apakah ada inovasi oleh pemilik kebun karet sebagai pelaku/aktor? belum tahu dan mungkin belum tentu ada, selama ini yang terjadi hanya mengikuti kebiasaan yang pernah ada yang turun temurun tadi.

Dengan kata lain, mungkin saja dapat dikatakan mengalir mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tua-orang tua terdahulu yang mewariskan kepada anak keturunannya hingga saat ini.

Kesan motivasi untuk berinovasi mungkin masih jauh dari fikiran.

Mungkin saja asal menghasilkan layak panen dan kemudian dijual sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau mungkin juga asal anak keturunan meraih pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan standar kebiasan, mungkin sudah dianggap sesuatu yang luar biasa bila mau dibandingkan dengan tetangga sebelah.

Mungkin saja hal ini yang terjadi, atau mungkin saja ada hal lainnya.

Sumber daya yang ada di sekeliling kita sangat luar biasa, yang diberikan Penciptanya kepada hamba-hambaNya, salah satunya tanaman karet.

Karet merupakan komoditi perkebunan yang dihasilkan di Indonesia.

Menjadi salah satu komoditi besar penghasil devisa negara.

Di Asia Tenggara sendiri pesaing kita adalah Thailand.

Kalaulah kita melihat dan membaca informasi ataupun artikel yang dihasilkan dari penelitian-penelitian dari berbagai rumpun ilmu yang ada dari dulu hingga saat ini yang telah terpublikasi, sebenarnya begitu banyak hal-hal yang dapat dilakukan oleh pelaku perkebunan karet.

Mulai dari perlakuan pada saat penyadapan, proses koagulasi, perawatan hingga inovasinya banyak tersebar secara meluas dan diakses dengan kecanggihan teknologi saat ini.

Kenyataannya apakah informasi tersebut dibaca oleh keluarga turun temurun tadi, who knows?.

Menurut beberapa sumber referensi, karet merupakan bahan serbaguna yang telah dipakai oleh siapapun.

Mulai tingkat anak-anak hingga dewasa, skala rumahan hingga berskala industri.

Bola karet, alas sepatu, ikat pinggang, ban sepeda, ban mobil, ban motor, isolator listrik, produk rumah tangga, bahan kemasan, perhiasan, dan banyak lagi, merupakan jenis produk yang dapat dihasilkan dari tanaman karet.

Namun sayang, komoditi ini lambat laun akan menghilang atau tergantikan dengan tanaman jenis lain, seiring dengan penurunan harga, kemampuan skill yang belum terasah, banyaknya remeh temeh yang harus dipenuhi yang mungkin saja membuat pusing pelaku, sentuhan profesional skill atau sejenisnya, mungkin juga pelaku butuh pendampingan atau perhatian, paling tidak agar dapat didampingi dan diperhatikan dengan cara terjun langsung ke lapangan bagaimana pengelolaan kebun karet yang baik yang bisa bernilai jual lebih ataupun mengolah sendiri menjadi produk akhir, selain mungkin saja tentunya tetap didistribusikan seperti biasa.

Apakah hal ini terpikirkan oleh kita? Sementara tetangga sebelah, dengan nasib yang hampir sama karena penurunan harga global, akan tetapi mereka masih tetap berdiri tegak karena mungkin ada dukungan otorita setempat dan pendampingan bagi pelaku kebun karet. Bagaimana dengan kita??? (Hlm)

Penulis : MR (Mahasiswa Program Studi Rekayasa Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta)

Berita Terkait