Sukabumi, Warta.in || Ada yang menyebut pasar sebagai cermin peradaban. Pasar juga menjadi ikon sebuah daerah. Karenanya pasar Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi mulai berbenah diri.
Ada 1258 kios, los dan ruko pada lahan seluas 3 hektar di pasar Palabuhanratu itu.
Sayangnya hanya 480 kios yang diisi oleh pedagang. Sebagian pemilik kios memilih jadi pedagang kaki lima. Alasan mereka cukup logis dari sisi hitungan bisnis.
Ketua Persatuan Warga Pasar (Perwapas) Palabuhanratu Rizwan Nurwana mengatakan, umunya para pedagang yang meninggalkan kios di blok belakang.
“Alasan mereka aksesnya jalan ke kiosnya kecil, sehingga dagangannya tak tersentuh konsumen,” ujar Rizwan yang baru seumur jagung menjadi ketua Porwapas Palabuhanratu, Rabu 03/08/2022 lalu.
Pembenahan kawasan pasar ditepian pantai ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Rizwan.
Padahal muka utama pasar semi tradisional ini adalah jalan utama depan pantai. Sedangkan muka belakang adalah terminal angkutan umum.
Rizwan menuturkan bertahun tahun pasar ini seakan tak memiliki identitas atau jati diri resmi. Kios ditelantarkan. Tenda kaki lima dibiarkan bermunculan ibarat jerawat menutupi kelokan wajah pasar.
Pasar yang letaknya di pinggir Pantai Palabuhanratu, sejatinya bisa menjadi magnet bagi pengunjung. Seperti simbol ayunya paras Ibu Ratu di pantai selatan itu.
Paras Ayu Ibu Ratu Harus Jadi Magnet Pasar Palabuhanratu
Mengembalikan eksotisme paras Pasar Palabuhanratu ini mengalir seperti air ke pantai pada sebuah diskusi antara Ketua Persatuan Warga Pasar (Perwapas) Paalabuhanratu Rizwan Nurwana, Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Mandiri Indonesia (APMIKIMMDO) DPC Sukabumi Aam Abdul Salam dan Sekretaris PWI Kabupaten Sukabumi Budi Darmawan.
Dikawasan pasar itu mereka serius tapi santai berdiskusi yang merujuk pada Diskusi pengembangan UMKM dan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Objeknya adalah Pasar Palabuhanratu.
Ketua DPC APMIKIMDO Sukabumi Raya Aam Abdul Salam mencetuskan gagasan Pasar Palabuhanratu harus menjadi Ratu Pusat Wisata Perbelanjaan dalam diskusi kecil ini.
Aam mengungkapkan, kuncinya sederhana. Pasar semi tradisional ini harus memiliki konsep khusus agar menjadi menarik perhatian. Jadikan Pusat Wisata Pasar. Pasar yang terintegrasi dengan wisata.
Aam menjelaskan, modalnya sudah ada kios dan lahan tinggal penataan infrastrukturnya. View Eksotisme pantai menjadi magnet untuk menarik pengunjung belanja ke pasar. Ini potensi luar biasa untuk dikembangkan,” ujar Aam.
“Bentuk pasar ini menjadi pusat perbelanjaan sambil berwisata. Lengkapi dengan aneka produk kerajinan dan kuliner UMKM. Sehingga wisatawan mudah mendapat oleh oleh, pedagang dan UMKM bisa mendapatkan keuntungan,” ujar Aam.
Konsep ini ditanggapi serius oleh Ketua Perwapas dan Sekjen PWI Kabupaten Sukabumi serta Kepala UPT Pasar Palabuhanratu UUS Heryanto yang ikut dalam diskusi itu.
Kepala UPT Pasar Palabuhanratu Uus Heryanto menegaskan pihaknya menyabut baik ide dan gagasan itu. Terlebih dengan terpilihnya ketua Perwapas baru terlihat ada semangat baru untuk pemulihan ekonomi di pasar itu.
“Forwapas bersama dengan kami sedang melakukan pembenahan. Mengembalikan pedagang ke kios dengan membuka akses, mebersihkan tenda PKL yang menutupi wajah pasar. Berangsur kami benahi semoga lancar,” kata Uus.
“Ini butuh waktu dan modal. Konsepnya sudah kita jalankan dengan pembenahan yang menjadi alasan dan keluhan pedagang. Ini memerlukan biaya semoga Pemda Kabupaten Sukabumi bisa mengakomodir ide kami ini,” pungkas Rizwan. (Red)