Komandan Grup 1 Kopassus Meminta Ganti Ucapan Karangan Bunga Dengan Bibit Pohon
SERANG — WARTA.IN || Grup 1 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat baru-baru ini mengadakan upacara resmi Serah Terima Jabatan (Sertijab) Komandan Grup 1 Kopassus. Acara ini menandai peralihan kepemimpinan dari Kolonel Infanteri Irfan Amir, S.E., M.Si., kepada Kolonel Infanteri Amril Hairuman Tehupelasury, S.I.P. Bertempat di Markas Komando Kopassus (Makopassus), Cijantung, Jakarta Timur, upacara tersebut berlangsung dengan khidmat dan penuh makna.
Sebagai bentuk apresiasi dan ucapan selamat atas pergantian pimpinan tersebut, berbagai instansi pemerintah, lembaga, serta masyarakat umum mengirimkan karangan bunga yang berjejer memenuhi sisi jalan di sekitar markas Grup 1 Kopassus di Kota Serang. Pemandangan penuh warna ini menjadi bukti dukungan moral yang besar dari berbagai pihak terhadap TNI, khususnya Kopassus, sebagai salah satu satuan elite kebanggaan bangsa.
Dalam pernyataannya, Kolonel Inf Amril Hairuman menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Namun, ia juga mengutarakan sebuah gagasan yang sangat inspiratif dan bernilai tinggi dalam konteks keberlanjutan lingkungan.
“Saya sangat mengapresiasi segala bentuk ucapan dan dukungan dari masyarakat serta berbagai instansi. Namun, akan jauh lebih bermanfaat jika tradisi memberikan karangan bunga diubah menjadi pemberian bibit pohon hidup,” ungkapnya.
Kolonel Amril menekankan bahwa bibit pohon, terutama yang menghasilkan buah, akan memberikan manfaat jangka panjang baik dari sisi ekologi maupun ekonomi. Ia menyebut bahwa beberapa ucapan selamat yang diterimanya bisa berbentuk bibit pohon seperti durian, mangga, kelengkeng, dan jenis tanaman produktif lainnya.
“Bayangkan jika setiap karangan bunga yang biasanya hanya bertahan beberapa hari digantikan dengan pohon hidup yang bisa tumbuh, memberikan oksigen, serta menghasilkan buah. Ini akan jauh lebih berguna, terutama dalam mendukung program penghijauan yang kini semakin dibutuhkan di berbagai wilayah,” tambahnya.
Inisiatif ini tak hanya mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga memperlihatkan sisi humanis dan visioner dari seorang prajurit TNI. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengubah paradigma dalam memberi ucapan selamat—dari simbol estetika semata menjadi simbol kehidupan yang berdampak nyata.
Langkah kecil ini diharapkan bisa menjadi pemantik gerakan yang lebih luas, dimana tradisi-tradisi formal di institusi dan masyarakat bisa diarahkan untuk mendukung pelestarian alam. Harapannya, tradisi semacam ini dapat ditiru oleh satuan militer lainnya maupun instansi sipil.
Dengan adanya perubahan kecil yang bermakna ini, TNI tidak hanya menjadi garda terdepan dalam pertahanan negara, tetapi juga pelopor dalam menjaga kelestarian alam untuk generasi masa depan.
(*/Ressy)