warta.in
Mataram , Jakarta – Kendaraan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) berujung petaka kecelakaan. Kecelakaan maut ini mengakibatkan 11 orang korban meninggal dunia, 27 orang luka berat dan 13 orang luka sedang.
Atas kejadian ini FPKS – DPR-RI menyatakan turut berduka cita dan prihatin atas kejadian tersebut dan mendoakan agar keluarga korban diberikan kesabaran dan ketabahan.
Disisi lain FPKS juga mengapresiasi Pemkot Depok dan jajaran Polres Metro Depok yang bekerja cepat menurunkan 42 ambulans untuk mengevakuasi para korban dan mempersiapkan tenaga medis serta rumah sakit.
Menurut H. Suryadi Jaya Purnama,ST, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, atas peristiwa ini pihaknya meminta agar kecelakaan ini segera diinvestigasi oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) untuk diketahui penyebabnya secara pasti.
” Keterangan para saksi, sebelum mengalami kecelakaan, bus itu sempat lampunya mati dan hanya mempergunakan lampu hazard. Selain itu juga bus mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun. sehingga melaju dengan kecepatan tinggi lalu oleng tak terkendali.
Oleh karenanya kecelakaan tersebut diduga karena bus dalam keadaan tidak laik,” ujar politisi asal Pulau Seribu Masjid ini dalam Keterangan Resminya kepada Wartawan media ini.
Selain itu FPKS mendesak Kementerian Perhubungan, terutama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, untuk kembali melakukan ramp check (inspeksi keselamatan) bus angkutan Pariwisata dan angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan lainnya. Untuk bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Provinsi, Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.
Dijelaskan pria yang akrab dipanggil SJP ini, Ramp check dibutuhkan tidak hanya pada saat mudik lebaran, tetapi juga saat liburan sekolah. karena pada saat musim libur panjang terjadi kesibukan transportasi seperti pada akhir pekan di bulan Mei.
Disusul liburan semester, banyak study tour yang diselenggarakan oleh sekolah.
Ke depan, FPKS mengusulkan agar masa banyaknya study tour sekolah tersebut menjadi perhatian Kemenhub untuk melancarkan kembali ramp check.
Hal ini tak terlepas dari fakta pada momen libur panjang Isra Mikraj dan Imlek pada Februari 2024 lalu.
Dimana telah diperiksa sebanyak 118 Bus Pariwisata di wilayah Jakarta, Banten dan juga Jawa Barat, ditemukan hanya 66 bus atau 36 persen yang lolos KIR dan KPS (Kartu Pengawasan).
Selain itu Ada 26 bus yang KIR-nya mati dan ada 45 bus yang KPS-nya mati, sedangkan sisanya tidak terdaftar sebagai bus pariwisata.
Ini sebabnya, FPKS meminta agar Kemenhub kembali menggerakkan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) seluruh Indonesia untuk memonitor dan mengawasi bus pariwisata yang beroperasi ke lokasi wisata di setiap daerah.
Dalam kesempatan sama, FPKS juga mendesak agar kompetensi sopir bus benar-benar diawasi. Tidak hanya kelaikan jalan busnya. Sopir bus juga harus dalam keadaan prima dan cukup istirahat pada saat mengendarai bus. Jika perlu, sopir bus AKAP dan Pariwisata untuk jarak melebihi batas tertentu harus mempunyai lebih dari satu orang sopir.
Masih menurut SJP, pihak FPKS juga mendorong Kemenhub lebih aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk terlebih dulu mengecek kelaikan jalan angkutan bus yang akan digunakan di aplikasi MitraDarat sebelum berangkat.
” Pada aplikasi MitraDarat terdapat fitur untuk mengecek kelaikan jalan angkutan bus, baik bus AKAP maupun Pariwisata, yaitu hanya dengan memasukkan nomor kendaraan pada fitur “Cek Laik” di aplikasi, nanti akan terlihat izin operasional angkutan dan keterangan kelulusan uji berkala,” ujarnya mengakhiri.(sr)