Warta.in | Jakarta – Cap Gomeh adalah perayaan Tionghoa yang dirayakan pada hari kelima belas bulan pertama dalam kalender Tionghoa, yang merupakan bagian dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Cap Gomeh dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Tradisi ini sering kali melibatkan pawai, pertunjukan seni dan kegiatan keagamaan. Perayaan Cap Gomeh juga merupakan momen untuk memohon berkat dan kesuksesan dalam tahun yang baru. Sejarah Cap Gomeh berakar dari tradisi Tionghoa yang berasal dari zaman Dinasti Qing di China.
Tradisi Cap Gomeh telah ada sejak abad ke-19 dan menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia, terutama oleh masyarakat Tionghoa, seperti yang dilakukan sejumlah komunitas di Restoran My King, Jakarta, Minggu (25/2) malam.
Menurut sejarah, Cap Gomeh pertama kali dirayakan di Indonesia oleh komunitas Tionghoa di Batavia (sekarang Jakarta) pada masa kolonial Belanda.
Pada awalnya, Cap Gomeh adalah bagian dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang diadakan oleh masyarakat Tionghoa. Selama perayaan Cap Gomeh, biasanya terdapat pawai keliling kota, pertunjukan barongsai, liong, dan diakhiri dengan upacara doa bersama di klenteng atau vihara setempat.
Cap Gomeh juga dianggap sebagai momen penting untuk memohon berkah, kesuksesan, dan kebahagiaan dalam tahun yang baru.
Tradisi ini tetap dilestarikan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa.
“Saat merayakan Cap Gomeh, biasanya terdapat beberapa kegiatan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa,”kata Ketua Komunitas Rumpies, Johny Sudjono.
Dikatakannya, berbagai aktivitas dilakukan saat Cap Gomeh seperti, mengunjungi keluarga dan teman-teman untuk saling berkumpul dan merayakan bersama, mengadakan pesta atau makan malam bersama keluarga dan kerabat, melakukan upacara persembahan kepada leluhur, menyantap makanan khas Tionghoa yang lezat dan beragam.
“Masyarakat Tionghoa juga biasanya menikmati makanan dan minuman khas seperti kue kering, buah-buahan, mie dan hidangan khas lainnya sebagai bagian dari perayaan,” kata Jhony Sudjono.
Banyak orang yang memilih untuk mengenakan pakaian tradisional Tionghoa, seperti cheongsam atau samfu, saat merayakan Cap Gomeh sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya.
Seluruh kegiatan ini bersama-sama menciptakan atmosfer yang meriah dan penuh makna dalam perayaan Cap Gomeh.