Wartain Banten | Pemerintahan | 28 September 2025 — Wakil Gubernur (Wagub) Banten, Achmad Dimyati Natakusumah, menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan lahan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Hal itu disampaikan saat menghadiri kegiatan panen raya jagung serentak kuartal III di Kampung Ciruas Cilik, Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Sabtu (27/9/2025).
Panen raya tersebut merupakan bagian dari kegiatan nasional yang diinisiasi oleh jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. Untuk acara pusat, kegiatan dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Sementara itu, di Provinsi Banten, panen turut dihadiri oleh Kapolda Banten Irjen Hengki bersama sejumlah pejabat daerah.
Dalam sambutannya, Wagub Dimyati mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan panen yang diraih para petani. Ia menilai panen raya ini bukan hanya soal hasil, tetapi juga merupakan simbol dari ketahanan pangan yang mulai mengakar kuat di tengah masyarakat.
“Syukur Alhamdulillah, panen ini membawa kebahagiaan dan yang paling utama adalah manfaat langsung untuk petani,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga produktivitas lahan pertanian agar terus berkontribusi terhadap kebutuhan pangan daerah dan nasional. Ia mengingatkan agar kebijakan alih fungsi lahan dikendalikan secara bijak.
“Jangan semua dialihfungsikan untuk industri atau perumahan. Kita harus seimbangkan agar pangan tetap tersedia,” katanya.
Ia juga menyoroti perlunya peran Bulog dalam menyerap hasil panen petani.
“Kalau Bulog masuk membeli, harga lebih terjamin. Petani mendapat kepastian dan bisa hidup lebih sejahtera,” tambahnya.
Dimyati mengatakan bahwa pangan sangat penting untuk kebutuhan konsumsi dan kestabilan ekonomi masyarakat, dan peningkatan pertanian akan membuat Indonesia kuat.
“Kalau pangan cukup, masyarakat tenang. Kalau masyarakat tenang, negara juga kuat,” tegasnya.
Menurutnya, panen raya jagung di Ciruas menunjukkan solidaritas petani Banten, terutama dalam hal menjaga ketahanan pangan, berkat hasil panen yang melimpah.
“Panen ini bukan hanya soal hasil, tetapi juga kebersamaan. Pemerintah, kepolisian, dan petani bersatu demi swasembada pangan dan kesejahteraan rakyat,” kata Dimyati menegaskan.
Di kesempatan yang sama, Kapolda Banten Irjen Hengki menyatakan bahwa panen raya jagung merupakan bukti kerja sama pemerintah, aparat, dan masyarakat yang lebih besar daripada sekadar simbol panen.
“Panen ini maknanya luas, bukan hanya soal jagung. Ini adalah wujud gotong royong untuk ketahanan pangan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa budidaya jagung dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan menghasilkan nilai ekonomi yang besar.
“Di lokasi ini, dari satu hektare, modal sekitar Rp 9 hingga Rp 10 juta, hasilnya bisa 7 ton. Dengan harga Rp 6.400 per kilogram, petani bisa memperoleh lebih dari Rp 40 juta. Ini prospek sangat baik,” ungkapnya.
Kapolda juga menyatakan bahwa kepolisian membantu petani sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Selain menjaga keamanan, Polri juga ikut memastikan rakyat tidak kekurangan pangan. Ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.
Menurut Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko, hasil panen tahun ini mencapai dua puluh satu ton dari lahan seluas tiga hektare. Selanjutnya, lahan tersebut akan diperluas hingga tiga puluh lima hektare di seluruh Kabupaten Serang. Selain itu, ia menyatakan bahwa panen dikombinasikan dengan gerakan pangan murah seperti beras dan minyak goreng murah.
Condro juga mengatakan bahwa untuk memastikan penyerapan yang lebih baik, hasil panen jagung di lokasi ini akan didistribusikan ke Bulog.
“Kalau kadar air di bawah 14 persen dan kualitas sesuai, jagung bisa diserap Bulog dengan harga Rp6.400 per kilo. Ini penting untuk jaga harga dan pastikan petani untung,” katanya.
Sapta Mulyana, ketua Gapoktan Ranjeng Berkah, mengatakan bahwa petani adalah penyangga utama ketahanan pangan, dan bahwa petani adalah bagian penting dari stabilitas bangsa, dan bahwa negara akan kuat jika petani sejahtera. Selain itu, ia berterima kasih atas bantuan kepolisian yang mendampingi proses budidaya.
“Mulai dari pengolahan lahan hingga panen, kami dibimbing penuh oleh bapak Kapolres Serang. Ini bukti kepedulian nyata terhadap petani,” ujarnya.
Di kesempatan ini, Polda Banten juga memberikan bantuan kepada petani dengan bibit, pupuk NPK, pupuk urea, pupuk Bhabin, dan obat pertanian. Selain itu, lima puluh paket sembako diberikan kepada masyarakat sebagai bantuan sosial.
Pada kesempatan yang sama, Kepolisian Banten melakukan gerakan pangan murah dengan sepuluh ton beras yang dibagikan di seluruh wilayahnya. Terdiri dari Polresta Tangerang, tiga ton, Serang Kota, satu ton, Cilegon, Lebak Sayu, Pandeglang, dan Serang, masing-masing. Secara simbolis, satu ton beras diberikan di lokasi panen raya Ciruas.
Sebelumnya, hasil panen jagung di Banten mencapai 2.442,41 ton, terdiri dari 829,91 ton di kuartal I dan 1.612,5 ton di kuartal II. Untuk memenuhi target tambahan sebanyak 2.000 ton jagung, produksi jagung harus dijual dan diserap oleh Perum Bulog pada kuartal berikutnya.(WartainBanten)