INDONESIAN JOURNALIST WRITE THE TRUTH

28 C
Jakarta
Kamis, November 7, 2024

Penemuan CVR Pesawat Sriwijaya AIR SJ-182 di Kepulauan Seribu

Warta.in, Jakarta– Cockpit Voice Recorder (CVR) akhirnya ditemukan dan secara resmi diumumkan ke publik penemuan tersebut di JICT Tanjung Priok, Rabu (31/3/2021). Turut hadir Menteri Perhubungan, Kepala Basarnas, Panglima Kolinlamil, Ketua KNKT, Dirjen Perhubungan Laut, Dirjen Perhubungan Udara, Sekjen Kementerian Perhubungan, dan Dirut Sriwijaya Air.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, seperti kita ketahui bahwa pada Januari 2021 lalu pesawat Sriwijaya telah mengalami kecelakaan di kepulauan Seribu.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak khususnya Basarnas dan Polri yang telah bekerja luar biasa untuk menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

“Tujuan dari pencarian ini sebagai upaya untuk menampilkan data-data yang lebih baik dan menyelamatkan jenazah-jenazah secara signifikan. Semua ini telah dilakukan dengan baik,” ujarnya.

Penemuan CVR, kata menteri, tidaklah mudah karena didahului dengan mencari secara teknis ke dasar laut. KNKT telah menemukan banyak hal selain data recorder tetapi data recorder itu akan paripurna apabila dilakukan suatu penggabungan apa yang terjadi di Cockpit yaitu pembicaraan antara pilot dan co-pilot.

“Semua ini kita lakukan secara sistematis. Penemuan ini sudah dilaporkan ke Presiden dan akan diserahkan ke KNKT yang akan ditindaklanjuti. Hari ini dilakukan press statement agar masyarakat tahu bahwa tidak mudah dan perlu koordinasi yang intensif untuk melakukan pencarian barang tersebut,” pungkasnya.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan support serta doa sehingga berhasil ditemukan CVR.

Pasca pencarian ditutup, kata Soerjanto, KNKT melanjutkan pencarian bersama beberapa penyelam dari Basarnas dan TNI AL dengan segala peralatan yang dimiliki namun belum membuahkan hasil. Selanjutnya, KNKT menggunakan metode lain yaitu menggunakan kapal penghisap lumpur dengan kedalaman lumpur 1 meter di area 90×90.

“CVR ini akan dibawa ke Lab dan diproses pembacaan yang membutuhkan waktu 3-7 hari. Kami dari pihak pemerintah memang telah serius dan akan membuka ke publik secara transparan serta menunjukkan ke dunia internasional,” imbuhnya.

Kepala Basarnas Marsekal Muda (Marsda) TNI Henri Alfiandi menjelaskan, Basarnas mengkoordinasikan segala upaya penemuan jenazah maupun peralatan penting.

“Ini adalah bentuk keseriusan kami berkat kerjasama yang baik. Dunia pun akan menilai bagaimana Indonesia menangani bencana dan bisa diandalkan dalam musibah jatuhnya pesawat,” imbuhnya.

Panglima Komando Armada I, Laksda TNI Abdul Rasyid menegaskan bahwa sejak kejadian hingga saat ini, TNI dan pihak lain selalu berkoordinasi.

“Memang benar bahwa keberhasilan ini berkat koordinasi dan evaluasi. Terimakasih atas dukungan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

(Akbaruddin)

Latest news
Related news