Warta In | Palembang, – Menyongsong musim kemarau yang rawan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), berbagai unsur pemerintah dan aparat keamanan di Sumatera Selatan menggelar Apel Gelar Pasukan, Peralatan, dan Simulasi Penanggulangan Karhutla di Lapangan Griya Agung, Palembang, Selasa pagi.
Acara strategis ini dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup RI, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, SH, M.Hum, serta dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru, Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs. Andi Rian R. Djajadi, S.I.K., M.H., Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Darwis, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., dan unsur Forkopimda lainnya.
Tujuan dari apel ini adalah untuk memastikan kesiapan seluruh pihak terkait—baik personel maupun peralatan—dalam menghadapi potensi karhutla yang kerap mengancam wilayah Sumsel di musim kemarau. Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan berbagai jenis peralatan pemadaman, termasuk mobil pemadam, alat semprot portabel, drone pemantau titik panas, serta alat berat untuk membuka akses ke titik-titik rawan api.
Dalam arahannya, Menteri Lingkungan Hidup menyampaikan bahwa Sumsel menjadi salah satu provinsi yang mengalami penurunan signifikan dalam jumlah kejadian karhutla dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini, menurutnya, berkat pengelolaan lahan gambut secara aktif dan koordinasi lintas sektoral yang semakin kuat.
“Sumatera Selatan memiliki 2,1 juta hektar lahan gambut, dan selama ini relatif stabil. Kebakaran hanya bisa terjadi jika ada aktivitas pembakaran disengaja. Kita apresiasi kerja keras semua pihak, tapi kita tetap tidak boleh lengah,” kata Hanif.
Hanif juga menegaskan pentingnya penegakan hukum terhadap para pemegang konsesi atau pemilik lahan yang lalai atau dengan sengaja melakukan pembakaran. Ia mendorong kepolisian untuk tidak ragu dalam mengambil tindakan hukum sebagai bentuk efek jera.
Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi melalui Kabid Humas Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya, S.I.K., M.H. menekankan pentingnya sinergi antara TNI-Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mengantisipasi kebakaran.
“Kami dari Polda Sumsel siap mendukung penuh upaya penanggulangan karhutla. Personel dan peralatan sudah kami siapkan, patroli dan sosialisasi terus kami gencarkan,” ujarnya.
Menurut mantan Kapolresta Pekanbaru ini, tindakan pembakaran hutan untuk membuka lahan baru atau membersihkan sisa panen tidak boleh dilakukan lagi, karena dampaknya bisa berskala regional bahkan internasional, terutama dari sisi kesehatan dan transportasi udara akibat kabut asap.
“Kami imbau kepada para pemilik lahan, khususnya perusahaan, agar siaga menghadapi musim kemarau. Sediakan sumber air, kanal isolasi api, serta peralatan pemadam yang mudah dijangkau,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan simulasi penanggulangan karhutla, mulai dari deteksi titik api menggunakan drone, evakuasi warga, hingga proses pemadaman api oleh tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, dan relawan. Simulasi tersebut menggambarkan kesiapan taktis seluruh elemen dalam menghadapi skenario terburuk.
Adapun wilayah-wilayah rawan karhutla seperti Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Ogan Ilir kembali menjadi fokus perhatian pada tahun ini. Kepolisian menegaskan akan bertindak tegas terhadap pelaku pembakaran, baik individu maupun korporasi, guna menekan potensi bencana sejak dini.
Melalui kegiatan ini, Sumatera Selatan meneguhkan komitmennya untuk tidak lagi menjadi langganan kabut asap. Pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat diharapkan bahu-membahu dalam menciptakan musim kemarau yang bebas dari karhutla.
“Kalau semua pihak bergerak bersama dan patuh terhadap aturan, kami optimis tahun ini bisa dilewati tanpa tragedi asap,” pungkas Nandang.
Bila ada permasalahan dan butuh bantuan Polisi silahkan hubungi :
Call Center : 110
NO BANTUAN POLISI, WA : 081370002110
“KAMI SIAP MELAYANI 24 JAM”. (rilis)