Disdik Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep kembali menerima penghargaan dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) atas peran aktifnya dalam revitalisasi bahasa daerah, khususnya Bahasa Madura di ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang dilaksanakan mulai tanggal 06-08 November 2025.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Dr. Dora Amalia, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, dan Puji Retno Hardiningtyas, Kepala BBP Jatim di Hotel Santika Premiere, Gubeng, Surabaya.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, S.Sos.,M.Si melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Sumenep, Ardiansyah Ali Shohibi, menyebut penghargaan ini sebagai hasil kerja kolektif seluruh pihak yang peduli pada bahasa daerah.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh guru, kepala sekolah, komunitas pelestari Bahasa Madura, dan para orang tua atas dukungannya,” ujar Ardiansyah,Senin lalu.

Ardi menegaskan, penghargaan ini bukan sekadar simbol, tapi menjadi tanda semangat dalam menjaga Bahasa Madura benar-benar hidup di kalangan pelajar dan pendidik.
“Capaian ini bukti nyata bahwa semangat pelestarian Bahasa Madura terus tumbuh, terutama di sekolah-sekolah. Anak-anak kita sekarang bangga berbahasa Madura,” katanya.
Upaya pelestarian Bahasa Madura di Sumenep kini semakin kuat setelah terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) Sumenep Nomor 55 Tahun 2025 tentang mata pelajaran Bahasa Madura sebagai muatan lokal wajib di sekolah.
“Kami sangat mengapresiasi kebijakan Bupati yang mewajibkan Bahasa Madura jadi pelajaran di sekolah. Ini langkah besar agar bahasa daerah tidak punah,” tegasnya.
Pihaknya kini terus memperluas program pembelajaran dan lomba berbasis Bahasa Madura, baik di jenjang SD maupun SMP.
“Kami juga bangga dengan para delegasi SD dan SMP dari Sumenep yang berjuang di FTBI Jawa Timur tahun ini. Mereka sudah membawa semangat luar biasa untuk daerahnya,” ungkapnya.
Menurutnya, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) sendiri merupakan program tahunan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Program ini bertujuan menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap bahasa daerah sebagai bagian dari jati diri bangsa.
Ardiansyah berharap, penghargaan yang diterima Sumenep dapat menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara sekolah, komunitas, dan masyarakat.
“Tantangan kita ke depan adalah menjaga agar Bahasa Madura tidak hanya diajarkan, tapi juga digunakan sehari-hari. Bahasa daerah adalah identitas, bukan sekadar pelajaran,” pungkasnya.
Dengan penghargaan yang diterima, Sumenep kini disebut sebagai salah satu daerah paling aktif dalam menghidupkan kembali bahasa daerah di Jawa Timur. Sehingga, Disdik Sumenep berkomitmen mendorong gerakan literasi bahasa daerah, termasuk penyusunan modul digital dan lomba kreatif bertema Bahasa Madura di sekolah-sekolah.(hrs)































