INDONESIAN JOURNALIST WRITE THE TRUTH

33.5 C
Jakarta
Sabtu, April 20, 2024

Sangkep Majelis Adat Sasak Hasilkan 9 Resolusi. Konsolidasi ke Pemda Dan Pusat Diperlukan

 

Sangkep Majelis Adat Sasak Hasilkan 9 Resolusi. Konsolidasi ke Pemda Dan Pusat Diperlukan

warta in
Mataram- Anggota Pengurus Majelis Adat Sasak Suryadi Jaya Purnama, mengungkapkan acara Sangkep ( Rapat -Red) yang diselenggarakan majelis adat sasak adalah dalam rangka sangkep akhir tahun untuk merumuskan program-program kerja yang akan datang dan refleksi akhir tahun untuk mengevaluasi program yang sudah dilaksanakan tahun ini.

Menurutnya Sangkep ini juga menghimpun berbagai tokoh-tokoh Sasak yang punya perhatian terhadap pengembangan dan eksistensi kebudayaan Sasak.

“Oleh karena itu kita ingin agar program-program semacam ini bisa dilaksanakan dan ditingkatkan dengan dua cara yaitu evaluasi pelaksanaan dari program yang telah berjalan dan sekaligus merumuskan program-program yang akan datang. agar supaya pembangunan peradaban Suku Sasak lebih eksis dimasa mendatang.Baik dalam perspektif keagamaan yaitu agama Islam maupun dalam praktik budaya itu sendiri yang merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan,” ungkapnya. Sabtu 25/12/21.


  • Diakui Suryadi yang juga menjadi anggota DPR RI ini, bahwa keberadaan majelis adat Sasak secara umum relatif sudah cukup berjalan baik. Dan ekspektasi masyarakat terhadap MAS cukup tinggi, bahkan dengan segala keterbatasan bisa melaksanakan program-program nya ini

dengan baik.

Namun, lanjut Suryadi, ada beberapa hal yang menjadi kendala yaitu SDM dan juga kendala Otoritas untuk bersinergi dengan para pemangku kepentingan khususnya dengan pemerintah sehingga kendala ini dicarikan solusi melalui sangkep.

” Kalau secara individu sudah cukup signifikan tapi Sinergi Sasak yang perlu ditingkatkan dan dikonsolidasikan.
Konsolidasi secara internal misalnya konsolidasi hak hak kekayaan intelektual masyarakat.
Seperti peninggalan-peninggalan Sejarah zaman dahulu yang belum didaftarkan secara ilegal. Selain itu beberapa aset-aset daerah seperti peninggalan-peninggalan masjid kuno peninggalan situs kuno Sasak yang harus di perhatikan agar
supaya tidak punah dan tetap lestari.

Sementara itu, mantan dewan propinsi NTB ini mempunyai catatan khusus yang butuh penyelesaian secara arif . Misalnya ada para pihak yang masih berkomplik pada persoalan tanah ulayat dan tanah adat.

” Ini harus dicari formula yang tepat sehingga tidak terjadi perbedaan kepentingan antara kepentingan ekonomi dan kepentingan pelestarian cagar budaya,” paparnya .

Seperti harapan masyarakat Sasak di masa akan datang, MAS lebih baik lagi dan bisa bersinergi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat . Agar supaya tercipta harmonisasi dalam membangun peradaban Sasak yang lebih berMartabat.

Seperti diketahui pada pengujung akhir tahun 2021 ini , Majelis Adat Sasak ( MAS )kembali mengadakan agenda tahunan berupa Sangkep Refleksi dan Resolusi. Kegiatan yang bertajuk “Refleksi Akhir Tahun & Resolusi Kerja-kerja Kebudayaan Menyambut Kelahiran Perda Pemajuan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat” ini diselenggarakan di ruang rapat Sembalun Hotel Aston Inn Mataram.

Meskipun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan Covid 19 dan membatasi jumlah undangan, seluruh peserta yang hadir menilai kegiatan ini cukup sukses dan berhasil mencapai tujuannya.

Ketua Badan Pelaksana MAS, Lalu Bayu Windia, menegaskan MAS sebagai organisasi yang sangat terbuka dan kolaboratif serta jauh dari ekslusivisme. Selain lini pengurus inti BP MAS dan ke-walipaeran, kami mengundang unsur legislatif, birokrat, pemuka agama, perempuan, pemuda, jurnalis, dan relawan MAS.

“Alhamdulillah, hampir semuanya hadir hingga acara berakhir di sore hari. Sedikit sekali yang tidak berkesempatan menghadiri undangan kami tahun ini,” imbuhnya.

Bayu juga menyampaikan paparan tentang isu-isu sentral kebudayaan, ragam kerja-kerja kolaboratif yang telah dan masih dilaksanakan, rencana-rencana dan strategi kerja di masa yang akan datang. Di akhir paparan, ia menegaskan bahwa MAS bergembira dan siap secara aktif menindaklanjuti seluruh substansi yang diamanatkan dalam Perda Pemajuan Kebudayaan NTB yang telah disahkan dalam rapat paripurna DPRD NTB pada 10 Desember 2021 lalu .

Acara pembukaan, doa dipimpin oleh Lalu Abdurrahim dengan menggunakan bahasa Arab dan Sasak. Dilanjutkan dengan pembacaan teks Piagam Gumi Sasak oleh Lalu Ari Irawan, Wakil Sekjen BP MAS.

Kata pembuka disampaikan oleh Pemucuk Wali Paer, H. Mansur Ma’shum yang memberikan arahan tujuan agenda kegiatan .

Selanjutnya, sekumpulan seniman muda Sasak yang menamai grupnya ‘Badaq Iye ‘ mempersembahkan sebuah gubahan ansamble dengan mereproduksi lagu Sasak Inaq Tegining Amaq Teganang yang ditambahkan dengan pembacaan puisi perjuangan budaya.

Pertunjukan ini disambut sangat antusias oleh seluruh hadirin.
Setelah paparannya, Ketua BP MAS langsung memandu dialog interaktif yang menghadirkan empat narasumber lintas stakeholder, di antaranya Suryadi Jaya Purnama (Anggota DPR RI Dapil NTB), TGH. Hazmi Hamzar (Anggota DPRD Provinsi NTB Dapil Lombok Timur), H. Aidy Furqon (Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi NTB, H. Lalu Agus Fathurrahman (Wakil Pemucuk Wali Paer Bidang Kebudayaan).

Banyak isu-isu dan gagasan tersampaikan oleh peserta sangkep yang langsung ditanggapi oleh para narasumber sesuai dengan kapasitasnya. Selain memberikan penjelasan yang komprehensif, mereka juga menyatakan komitmen untuk mendukung gagasan-gagasan yang terlahir dalam agenda tahunan MAS kali ini.

 

Para hadirin yang merupakan tokoh-tokoh sentral pembangunan kebudayaan Sasak mengajukan berbagai isu dan gagasan untuk dikedepankan sebagai fokus kerja MAS di tahun 2022. Di antaranya, peserta dari unsur perempuan meminta fasilitasi dari legislatif berupa dukungan alat musik tradisional selain juga meminta diadakan standardisasi penggunaan pakaian adat.

Dari Unsur pemuda meminta agar usulan-usulan baik yang terlontar agar dapat sesegera mungkin dieksekusi. Hasil sangkep hari itu kemudian diformulasikan ke dalam dokumen resolusi yang dibacakan oleh Wakil Sekjen BP MAS pada akhir kegiatan.

Kemudian dari unsur tokoh agama yang hadir, TGH. Subki al Sasaki mengusulkan agar disusun Ensiklopedia Sasak sehingga bisa menjadi bahan edukasi kebudayaan pada ruang-ruang pendidikan secara meluas
.

Penulis : S A H R I R. S.Sos

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Latest news
Related news