INDONESIAN JOURNALIST WRITE THE TRUTH

27.8 C
Jakarta
Jumat, Maret 29, 2024

Sindikasi Pergerakan Rakyat Jabar Sikapi Aksi GMBI di Depan Mapolda Jabar

Sukabumi, warta.in – Masyarakat Jawa Barat yang mayoritasnya adalah masyarakat Sunda terkenal dengan kultur budayanya yang santun. Karenanya menjadi palsafah dalam tatanan pemerintahan Reureug Pageuh Repeh Rapih. Ini cerminan kondisi kultur selalu menjaga kedamaian memiliki budaya saling menghormati kepada siapapun dengan toleransi yang tinggi dan sangat egaliter.

Namun menjadi kaget ketika terjadi bentrokan aksi anarkis dalam aksi GMBI di depan Mapolda Jabar.

“Kami sangat prihatin sampai terjadi aksi perusakan bahkan simbol patung maung di depan Polda dinaiki oleh salah satu pengunjuk rasa sehingga melukai perasaan hati para anggota Polri di Polda Jabar, kata KH.Buya Royanudin Tokoh Ulama dan Budayawan Jawa Barat, dalam FGD dan Konferensi Pers Sindikasi Pergerakan Rakyat Jabar untuk Penegakan Supremasi Hukum Sikapi Aksi GMBI di Depan Mapolda Jabar di Resto King Raos Jalan Jalur Sukabumi, Senin (31/01/2022).

Selanjutnya Buya Royani mengatakan Kejadian aksi anarkis di bumi Pasundan yang berselogan repeh rapih, silih wawangi harus menjadi evaluasi dan refleksi kita semua, apakah ada yang salah?” ujarnya.

Bisa jadi ungkap Buya, adanya penyumbatan saluran informasi dalam menegakan supremasi hukum.
Terlapas dari semua alasan lanjutnya, siapapun yang salah, supremasi hukum harus selalu dijungjung tinggi. Aksi perusakan dalam aksi GMBI tersebut harus dituntaskan dengan cepat sesuai hukum dan keadilan.

“Pelaku perusakan harus ditindak sesuai hukum yang berlaku. GMBI juga tidak lepas ada kekurangan dan kelebihan dan GMBI merupakan salah satu komponen anak bangsa yang harus dibina diarahkan. Inilah salah satu fakta realita yang ada di bangsa ini,” ungkap KH.Buya Royani juga merupakan Budayawan Jawa Barat.

Selain itu awal persoalan yang menjadi penyebab terjadinya aksi unjuk rasa GMBI ke Mapolda Jabar yakni kasus pembunuhan anggota GMBI di Karawang harus cepat dituntaskan.

“Siapapun yang terlibat menjadi otak dan jaringannya atas kasus pembunuhan anggota GMBI harus di proses hukum. Langkah ini untuk menjaga kehormatan dan wibawa POLRI di mata rakyat Indonesia, tegas KH.Buya.

Buya beramanat agar kedepannya peristiwa aksi anarkis di bumi Jawa Barat ini jangan sampai terjadi lagi.

“Sebaiknya komunikasi silaturahmi lebih kedepankan. Ketika akan menyampaikan aspirasi, sampaikan dengan cara cara elegan melalui saluran saluran demokrasi dan komunikasi yang telah disediakan,” ungkap Buya.

Lebih lanjut Buya Royanudin mengungkapkan aparatur pemerintah dalam hal ini Kepolisian dengan slogan yang dicanangkan Kapolri yaitu konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan) harus mengoptimalkan langkah Prediktif deteksi dini apa yang akan terjadi dengan melakukan langkah antisipasi. Responsibilitas harus merespon cepat setiap aspirasi dan permasalahan yang ada dengan langkah langkah penggalangan, komunikasi silaturahmi.

“Kalaulah program Presisi dilaksanakan setiap tahapan dan prosedurnya aksi anarkis GMBI di depan Mapolda Jabar tidak akan terjadi. Itu harus diakui kurang optimalnya langkah langkah deteksi dini atau prediktif, kurang adanya respon cepat melakukan komunikasi, silaturahmi untuk menuntaskan persoalan yang ada,” ungkapnya.

Serta kurangnya Trasfaransi Berkeadilan dalam menuntaskan kasus pembunuhan anggota GMBI di Karawang, lanjut kiayai yang eksentrik ini semestinya cepat dituntaskan dengan trasfaran dan memegang nilai nilai keadilan dalam penegakan hukum.

Sementara itu tokoh aktivis pergerakan 98/80 Jawa Barat Gingin Akil Alfiat Ginanjar mengatakan dengan terjadinya aksi anarkis GMBI di depan Mapolda Jabar tersebut, sebaiknya Bapak Presiden Jokowi mengevaluasi kinerja Kapolri dengan program Presisi nya.

“Kapolri sebagai wakil negara untuk mewujudkan keamanan kedamaian masyarakat, penegakkan hukum yang berkeadilan untuk menjaga berlangsungnya proses demokrasi dan reformasi,” ujar Gingin juga sebagai tokoh budayawan Jawa Barat.

Sebelum mentup acara Konferensi Pers Buya Royanudin menambahkan “Aksi anarkis GMBI di depan Mapolda Jabar sudah terjadi, harus menjadi pembelajaran pada kita semua.

“Kita semua anak bangsa, semua elemen masyarakat di Jawa Barat harus saling menjaga diri, Filosofi Siliwangi, Filosofi Langlangbuana kita jadikan spirit untuk tetap menjaga kebersamaan persaudaraan sesama warga masyarakat yang ada di Jawa Barat dan di seluruh Nusantara (Indonesia)”, pungkas KH.Buya Royanudin. (Tim)

Latest news
Related news