INDONESIAN JOURNALIST WRITE THE TRUTH

32.5 C
Jakarta
Sabtu, April 20, 2024

Terimakasih Presiden Jokowi Telah Alokasikan 200 ribu Nakes Honorer Diangkat ASN atau PPPK

Oleh: Siti Ratna Maymunah S.Pd, Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Kabupaten Sukabumi, Pengurus Barikade 98 Jawa Barat

SUKABUMI || Warta.In – Dua tahun sudah, waktu berjalan dengan menyuguhkan masa-masa sulit di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Data dari World Health Organisation (WHO) 2020-2021korban meninggal akibat Covid seluruh dunia mencapai 16,6 Juta Orang. Tak ada satu negara pun mampu menahan serangan virus asal Kota Wuhan, Negeri Tirai Bambu, China tersebut. Dampak kerusakannya melebihi bencana apapun yang ada. Tak hanya satu sendi, seluruh sendi kehidupan lumpuh dibuatnya oleh makhluk tak kasat mata ini.
Sebaran virus tersebut tak sanggup dibendung oleh satu negara pun. Bahkan negara-negara adidaya macam Amerika dan Rusia sekalipun, tak luput dari serangan ‘tentara licik’ ini.

Sektor kesehatan yang merembet hingga krisis ekonomi akibat adanya pengalihan anggaran untuk kesehatan terjadi di mana-mana. Bahkan salah satu negara di Amerika Latin, Venezuela, dilaporkan menjadi negara paling putus asa menghadapi Covid-19. Rumah sakit penuh sesak, oksigen langka, tempat pemakaman umum juga telah banyak ‘ter-booking’. Sehingga dalam laporan berbagai media, banyak mayat-mayat korban Covid-19 ini dibiarkan begitu saja, di rumah-rumah hingga dibiarkan begitu saja di jalan-jalan umum.

Sosok pejuang dan pahlawan dalam perang melawan pandemi Covid-19 yang berada di garis terdepan yaitu tenaga kesehatan atau nakes, yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat. Mereka menunaikan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab untuk melayani dan menolong masyarakat dari serangan virus. Kendati hingga saat ini, belum ada obat untuk virus tersebut.

Lapor Covid-19 mencatat, sebanyak 2.066 tenaga kesehatan (nakes) Indonesia gugur melawan Covid-19 dari Maret 2020 hingga Februari 2022. Sementara di seluruh dunia, nakes yang meninggal akibat Corona mencapai 180.000 jiwa.
Dengan kesiapan dan tekad perjuangan para nakes, ucapan syukur wajib diucapkan. Mengingat hingga saat ini penyebaran Covid-19 semakin menurun.

Sangat tidak bisa dibayangkan, jika nakes yang bertugas tidak memiliki mental baja dan tekad sekeras karang, tentu saja ‘pertahanan’ mereka akan jebol. Sehingga patut dipertanyakan bagaimana nasib rakyat, khususnya di Indonesia agar terhindar atau selamat dari ganasnya serangan Covid-19.

Namun dibalik ketangguhannya, para nakes tetaplah manusia biasa. Yang bahkan tidak dijamin memiliki kekebalan terhadap serangan Covid-19 itu. Jauh dalam benak mereka, pasti tersimpan kegelisahan dan ketakutan. Apalagi bagi para nakes yang masih berstatus honorer di setiap fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit, dan dinas kesehatan yang nasibnya sampai hari ini harap-harap cemas atas status kepegawaiannya itu. Dibalik kecuekannya terhadap status, para nakes pasti merindukan diangkat menjadi seorang abdi negara atau Aparatur Sipil Negara (ASN).

Perjuangan dan pengorbanan nakes selama pandemi sudah cukup membuktikan bagaimana kelayakannya menjadi seorang aparatur siil negara (ASN). Tidak berlebihan rasanya, jika menyebut para nakes yang berjuang di garda terdepan menjadi benteng pertahanan sekaligus penyelamat warga terdampak ini disebut sebagai pahlawan. Jasanya tidak dapat dipandang sebelah mata, dan tak ada alasan apapun bagi masyarakat untuk tidak menghargai jasa-jasa mereka.

Sebagai pahlawan kesehatan, sudah sepantasnya negara memperhatikan para nakes, khususnya nakes berstatus honorer ini. Negara sudah sangat pantas mengangkat mereka sebagai ASN. Itu akan dianggap sebagai sebuah penghargaan yang akan mengangkat harkat dan martabat para ASN honorer tersebut.

Sudah sepatutnya, negara menambah kuota pengangkatan ASN untuk nakes dan dijadikan sebagai prioritas.
Langkah kebijakan tersebut sebagai antisipasi persiapan ke depan, jika terjadi lagi hal yang sama ketika terjadi angka penyebaran virus kembali tinggi. Sehingga negara tidak kesulitan mencari nakes yang siap berjuang di garda terdepan. Sebab nakes honorer yang telah terbukti perjuangannya itu telah diangkat menjadi ASN. Apalah arti selembar kertas bertuliskan Surat Keputusan bagi negara, terlebih SK tersebut diberikan kepada yang pantas mendapatkannya. Tanpa nakes honorer, Indonesia pasti akan lebih keteteran menghadapi pandemi ini.
Seperti yang diketahui banyak pihak, pandemi menyerang saat Indonesia benar-benar jauh dari kata siap. Sehingga pemerintah ramai-ramai merekrut nakes dadakan untuk berada di garda terdepan. Bermodal alat pelindung diri (APD), mereka bertaruh nyawa merawat dan menolong korban terinfeksi. Tidak ada yang kurang dari perjuangan itu. Sehingga sangat pantas rasanya, negara memberikan secuil kertas bertuliskan Surat Keputusan Pengangkatan sebagai ASN tersebut.
Bagaimanapun juga, Nakes merupakan salah satu tentara untuk menghadapi ganasnya serangan virus seperti Covid-19.

Terima kasih kepada pemerintah yang tahun 2022 ini telah mengalokasikan 200.000 nakes honorer untuk diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Semoga kegelisahan dan kecemasan para nakes yang status kepegawaiannya masih honorer, didengar oleh Presiden Joko Widodo, sehingga beliau merilis kebijakan mengangkat semua nakes honorer menjadi ASN. Itu sebagai bentuk penghargaan bagi para nakes yang telah menjadi pahlawan kesehatan dalam memerangi Covid-19.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu melindungi dan memberkahi Presiden Joko Widodo dan seluruh rakyat Indonesia.

Amiin YRA.

Latest news
Related news