31.1 C
Jakarta
Rabu, Maret 12, 2025
spot_img

Wartawan Investigasi

Pencari Bukti Yang Tersembunyi

UMKM Anyaman Keladi Air Pontianak: Mewarisi Tradisi 3 Generasi

PONTIANAK – WartaInAnyaman Keladi Air, yang telah mengukir sejarah tiga generasi, menjadi contoh sukses dalam mengembangkan produk kerajinan berbahan dasar akar keladi air. Usaha ini berawal dari nenek, dilanjutkan oleh ibu, dan kini diteruskan oleh Dian, sang penerus generasi ketiga.

Dian, yang kini menjalankan usaha ini, menceritakan bahwa usaha ini sudah dimulai sejak 1989 dan dia bergabung pada tahun 2020, setelah usaha sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

“Semenjak Covid, usaha ini terhenti sementara, kemudian saya ikut bergabung melanjutkan usaha ini,” ujar Dian saat ditemui Rabu ( 12 / 3 ).

Produk utama yang dihasilkan adalah berbagai macam kerajinan tangan, mulai dari tas seperti hoodie bag, tempat tisu, bunga, hingga aksesori seperti topi. Semua produk terbuat dari akar geladi air yang tumbuh di sepanjang Sungai Kapuas. Akar ini memiliki ciri khas, karena hidup menempel pada pohon-pohon besar, dan semakin tinggi pohon yang ditumpangi, semakin panjang akar yang dihasilkan.

Setelah proses pengambilan bahan baku dari akar keladi air, akar tersebut diolah dan dianyam menjadi berbagai produk kreatif. Harga produk bervariasi, mulai dari yang paling terjangkau sekitar Rp 5.000 untuk tempat siri pinang, hingga harga tertinggi Rp 400.000 hingga Rp 500.000 untuk produk bunga besar.

“Untuk tempat siri pinang yang kecil, kita bisa produksi sampai 10-15 unit dalam sehari. Sedangkan hoodie bag, bisa mencapai 3.000 / unit per hari,” jelas Dian.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi usaha ini adalah kekurangan sumber daya manusia (SDM). “Kami sudah beberapa kali mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari pemerintah, tapi tetap saja kesulitan menemukan tenaga kerja yang terampil, karena proses pembuatan anyaman ini cukup rumit,” ungkap Dian.

Meskipun demikian, Anyaman Keladi Air tetap mengandalkan pemasaran lewat mulut ke mulut, pameran, dan media sosial seperti Instagram untuk menjangkau konsumen. “Kami belum berani menjual di platform seperti Tokopedia atau Shopee karena pesanan yang datang masih terbatas,” ujar Dian.

Selain itu, mereka juga mendapatkan dukungan dari PNM (Perusahaan Umum Mikro dan Kecil) yang membantu dalam aspek modal dan pameran. “Kami sudah pernah ikut pameran di Malaysia dan beberapa daerah di Indonesia, termasuk di acara Apeksi Wali Kota. Kami sangat terbantu oleh dukungan ini,” ujar Dian.

Pada tahun 2017, usaha Anyaman Keladi Air berhasil meraih penghargaan SEMESCO Award kategori Kearifan Produk Lokal, yang menambah eksistensi dan pengakuan terhadap produk unggulan dari Kalimantan Barat ini. “Akar geladi air ini adalah produk lokal yang khas, tidak ada di daerah lain. Semoga usaha ini semakin dikenal, terutama di Pontianak, dan mendapat dukungan yang lebih besar,” harap Dian.

Dengan adanya bantuan dari PNM dan penghargaan yang diterima, Dian berharap usaha ini akan semakin berkembang. “Kita ingin lebih maju dan lebih dikenal, terutama dalam mendukung UMKM lokal,” ucap Dian

( ADY ).

Berita Terkait