30.9 C
Jakarta
Kamis, Oktober 9, 2025

Wartawan Investigasi

Pencari Bukti Yang Tersembunyi

Waspadai Ucapan Manis di Depan, Tajam Menikam di Belakang

Waspadai Ucapan Manis di Depan, Tajam Menikam di Belakang

Warta In Jabar, Subang — 8 Oktober 2025

Dalam dunia yang kian gemerlap oleh kata-kata, tidak semua senyum berarti tulus, tidak semua sapaan menyimpan niat baik. Ada yang pandai merangkai kalimat manis di depan mata, namun di baliknya tersimpan pisau tajam yang siap menusuk kepercayaan. Ucapan lembut kerap menjadi jubah, menutupi wajah asli dari hati yang penuh tipu daya.

Rendahnya Integritas dalam Tutur Kata

Kata seharusnya menjadi cermin jiwa — jujur, bening, dan apa adanya. Namun kini, terlalu sering ia dipakai sebagai topeng. Banyak yang berbicara baik bukan karena hati yang baik, melainkan karena ingin terlihat demikian. Integritas pun kehilangan maknanya, berganti peran menjadi sandiwara sosial yang dimainkan tanpa rasa bersalah.

Dampak dari Luka yang Tak Terlihat

Di ruang kerja, di lingkaran pertemanan, bahkan di antara keluarga, ketidaktulusan kata bisa menjadi racun yang perlahan menyebar. Ia memecah kebersamaan, menumbuhkan curiga, dan menorehkan luka yang tak tampak di kulit, namun terasa dalam di hati. Kepercayaan yang runtuh jarang bisa berdiri kembali — karena tak ada obat bagi ketidakjujuran selain penyesalan.

Tentang Konsistensi dan Ketulusan

Zaman kini dipenuhi orang pandai bicara, tapi sedikit yang berani hidup sesuai ucapannya. Ketulusan tidak berisik; ia hadir dalam tindakan kecil yang konsisten, dalam keheningan yang jujur. Mereka yang jujur tak butuh banyak kata — karena kejujurannya sudah berbicara sebelum bibirnya membuka.

Penutup: Mari Bicara dengan Hati

Kita tidak butuh lebih banyak suara, kita butuh lebih banyak nurani.

Berhentilah menebar kata yang hanya memuaskan telinga namun melukai jiwa.

Bicaralah dengan hati, karena kata yang lahir dari ketulusan tak akan pernah menipu.

Ucapan manis bisa memikat sekejap, tapi kejujuran — meski terdengar getir — akan dikenang selamanya.

Reporter : Hawari Rinaldy

Berita Terkait