Warta.in l Pematangsiantar.
Perdana Siregar (33), warga batu 5, Nagori Pantoan Maju, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun korban diduga modus hipnotis menjadi korban di sekitaran simpang Sambo, Kota Pematangsiantar Jumat, (27/01/2023) pukul 10.30WIB.
Ceritanya berawal saat Dana mengemudikan mobilnya L300 BK 8072 TQ dari arah jalan Asahan, Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun menuju Pematangsiantar.
Setiba di Lampu Merah simpang Sambo, Dana Mengemudikan mobilnya menuju STTC. Disinilah awal peristiwa nahas itu terjadi. Tiba di Doorsmeer Bangun Servis, Mobil Dana dipepet pelaku yang mengendarai sepeda motor Honda merk Genio.
Pelaku langsung menghampiri korban sambil berkata bahwa korban telah menerobos lampu merah. Saat itu pelaku yang berlagak sebagai polisi meminta korban untuk menghentikan kendaraannya.
Pelaku pun berkata bahwa komandannya telah menegurnya karena melihat korban telah menerobos lampu merah. Padahal, setahu korban dia melintasi lampu merah setelah traficlihgt telah menunjukan lampu hijau.
Namun begitu, korban menuruti pelaku untuk menghadap komandannya di seputaran lampu merah, dekat rumah makan Cindelaras. Tetapi, sebelum mereka beranjak menuju sang komandan dimaksud, pelaku terlebih dahulu meminta korban untuk mengeluarkan isi saku dengan dalih pemeriksaan narkoba.
Saat pemeriksaan tidak ditemukan barang terlarang apapun. Benar saja, memang ini kemungkinan modus pelaku untuk memeriksa uang korban yang ada disaku korban.
Usai pemeriksaan saku korban, pelaku pun mengajak korban untuk menghadap komandannya itu. Namun anehnya, pelaku meminta korban untuk meninggalkan dompetnya beserta uang sebanyak 5.5 juta diatas jok mobil.
“Tinggalkan saja dompetmu disitu, tutup mobilmu, sini kunci mobilmu, nanti kau melarikan diri.” Kata Korban menirukan ucapan pelaku. Korban pun diajak pelaku untuk menghadap komandannya dengan berboncengan.
Setiba dilokasi dimaksud, tempat komandannya menunggu, pelaku pun berdalih bahwa tadinya sang komandan menunggu dilokasi tersebut, namun tidak ditemukan keberadaan komandannya itu dilokasi tersebut.
Disinilah kemungkinan korban telah kena hipnotis pelaku.
Kemudian, jelas Korban lebih jauh, setelah tidak menemukan sang Komandan dilokasi tersebut, pelaku mengajak korban kearah Pematangsiantar untuk mencari keberadaan komandannya itu.
Namun, setiba didepan SMKN 2, pelaku meminta korban untuk membelikan rokok, agar nantinya diberikan kepada komandannya sembari memberikan uang sebanyak 20 ribu rupiah untuk membeli rokok.
Korban menuruti saja tanpa mencurigai sedikitpun kalau dirinya telah diintai pelaku.
Baru 2 langkah berjalan, pelaku langsung melarikan diri dengan sepeda motornya kearah mobil korban yang berjarak sekitar 500 meter, arah STTC.
Melihat peristiwa itu, korban pun seakan tersadar dan berusaha mencari kendaraan pinjaman yang berada disekitar dirinya diturunkan untuk mengejar pelaku, beruntung saat itu ada yang dikenal korban dan memberikan sepeda motornya untuk mengejar pelaku.
Korban pun tidak berhasil menemukan keberadaan pelaku dan langsung menuju mobilnya yang terparkir dipinggir jalan. Saat korban memeriksa isi mobilnya, uang sebanyak 5.5 juta raib dari dalam mobilnya. Namun anehnya, HP sebanyak 2 unit tidak ikut diambil pelaku.
Usai kejadian tersebut, korban pun melaporkan peristiwa itu ke Mapolresta Pematangsiantar.
Kepada Wartawan korban berharap agar kepolisian khususnya Polresta Pematangsiantar dapat menuntaskan masalah ini dengan segera mengungkap kasus ini, untuk menghindari peristiwa serupa terjadi kepada masyarakat. Sebab keterangan dari masyarakat sekitar TKP, sudah 4 kali peristiwa serupa terjadi dilokasi yang sama.
” Saya berharap polisi segera bekerja untuk mengungkap kasus ini, meningkatkan patroli dilokasi tersebut.” Harap Korban.
Keterangan gambar : korban berbaju hijau dibonceng pelaku menghadap “komandan”.