Warta.in
Mataram, NTB – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut resmi dibuka di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Senin (09/09) yang juga digelar secara hybrid di Stadion Baharudin Siregar, Deli Serdang, Sumut.
Nusa Tenggara Barat mengirimkan sebanyak 518 orang yang terdiri dari 251 atlet, 80 pelatih dan 187 ofisial mengikuti 44 pertandingan cabang olahraga dan tampil pada defile kontingen peserta PON.
PON XXI 2024 menjadi yang pertama kali dilaksanakan di dua provinsi, Aceh dan Sumatra Utara, dengan melibatkan 65 cabang olahraga, 87 disiplin, dan 1.042 nomor pertandingan. Pesta olahraga terbesar nasional ini juga menandai debut empat Daerah Otonomi Baru (DOB), yakni Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan, serta kontingen dari Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sebanyak 13.000 atlet dari berbagai daerah bersaing dalam ajang olahraga terbesar di tanah air ini, yang akan berlangsung hingga 20 September 2024. Selain sebagai ajang kompetisi, PON XXI diharapkan menjadi momentum penting dalam pembinaan prestasi olahraga daerah.
Dalam acara pembukaan, menampilkan kekayaan budaya Aceh dan Sumatra Utara.
Tema besar pembukaan PON kali ini adalah Aceh tegak atau Aceh hebat dan kuat yang akan menceritakan segala sesuatu yang istimewa tentang Aceh. Tema besar ini diturunkan menjadi empat segmen pertunjukan yang menampilkan berbagai sisi keistimewan tradisi Aceh. Segmen pertama Maha Raya Tradisi Sejarah yang menampilkan keistimewaan sejarah Aceh. Segmen kedua Maha Karya Pesona Budaya yang menampilkan keistimewaan pesona budaya Aceh. Segmen ketiga Maha Daya Alam Semesta yang akan menampilkan pesona alam Aceh. Segmen terakhir Maha Jaya Semangat Malahayati yang akan menampilkan semangat khas Aceh.
Selaras dengan acara olahraga yang penuh semangat, pembukaan menampilkan pertunjukan yang terinspirasi dari semangat khasnya Aceh dan terinspirasi dari peristiwa sejarah melalui Maha Jaya Semangat Malahayati.
Tarian Malahayati yang dipentaskan memiliki makna yang dalam dan kaya akan filosofi. Laksamana Malahayati, tokoh wanita legendaris asal Aceh, merupakan simbol keberanian, kekuatan, dan semangat juang yang tak kenal takut. Sebagai laksamana perempuan pertama di dunia, dia berhasil memimpin armada perang laut Kesultanan Aceh pada abad ke-16, menghadapi kekuatan penjajah yang lebih besar.
Filosofi tarian ini menggambarkan nilai-nilai kepemimpinan, pengorbanan, dan patriotisme. Tarian ini tidak hanya menampilkan kecantikan gerak, tetapi juga menggambarkan karakter Malahayati yang tangguh namun tetap anggun.
Melalui gerakan-gerakan yang dinamis, Tarian Malahayati mengisyaratkan kebangkitan, perjuangan, dan pengabdian terhadap bangsa. Penggabungan elemen tradisional Aceh dengan modernitas menciptakan suasana yang kuat dan berwibawa, sejalan dengan semangat olahraga dan kompetisi dalam PON XXI.
Penyalaan api PON oleh tiga atlet pembawa obor adalah Tati Ratna Ningsih, Emma Susana Madjaji, dan Alkindi. Tati Ratna Ningsih merupakan atlet lempar lembing yang berhasil meraih medali perunggu di SEA Games 1993 di Singapura. Sementara itu, Alkindi dan Emma Susana Madjaji merupakan atlet anggar. Alkindi dikenal sebagai atlet asal Aceh yang tampil di Olimpiade Seoul 1988, sekaligus menjadi atlet Aceh pertama yang lolos ke olimpiade.
Sebelumnya, obor api PON XXI telah tiba di Pendopo Gubernur Aceh pada Sabtu (7/9/2024) dan siap dibawa ke Stadion Harapan Bangsa (SHB). yang diambil dari sumber api Gunung Merapi Jaboi, Sabang.
Untuk hiburan lainnya, masyarakat yang hadir disuguhkan terlebih dahulu penampilan dari artis lokal hingga nasional, di antaranya Nabila Taqiyyah yang merupakan penyanyi asal Banda Aceh, Virzha, dan Tiara Andini. (S2R/dkintb)