25.1 C
Jakarta
Jumat, Mei 23, 2025

Wartawan Investigasi

Pencari Bukti Yang Tersembunyi

Tun Dr Mahatir Muhammad Hadiri Pembukaan Mudzakarah Ahlul Halil Wa’Aqdi Ke-7

Warta In | Banyuasin, – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE menjemput Perdana Menteri Malaysia Periode 1981-2003 dan 2018-2022 Tun Dr Mahathir Mohammad dan menghadiri acara pembukaan Mudzakarah Ahlul Halil Wal’ Aqdi ke 7 Tahun 2024 1445 Hijriyah yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan dan Dakwah “AKUIS” yang beralamatkan di jalan Palembang-Betung KM 14 Kelurahan Sukajadi, Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumsel, Selasa (2/7/2024).

Turut mendampingi Penjabat Gubernur Sumsel yakni Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumsel, Pelaksana Harian Biro Administrasi dan Perlengkapan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel, Perwakilan dari Karo Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Sumsel, dan undangan lainnya.

Dikatakan Perdana Menteri Malaysia Periode 1981-2003 dan 2018-2022 Tun Dr Mahathir Mohammad, dimana untuk negara Cina dan Kuala Lumpur sampai kepada destinasi karena tenggelam karena tidak ada perizinan. Sekarang ini kita dihidangkan daripada di negara Cina dan Kuala Lumpur, di dalam masa perubahan sikap dan perilaku dan masih banyak lagi perubahan yang dibawa.

Oleh karena itu untuk menentukan sikap umat Islam pada zaman ini istilah ambil kirab perkembangan-perkembangan dalam bidang perjalanan dan juga mudahnya satu bangsa itu pergi ke negara-negara yang lain bahkan meninggal disana.

“Sebab itulah kita perlu ambil kira faktor-faktor lain yaitu kita ambil kitab dipandu oleh ajaran Islam khususnya dalam Al-Quran kita juga perlu ambil kirab keadaan di dunia yang sekarang ini,” ujarnya

Kemudian, untuk menumbuhkan sikap kita, di mana kita tidak boleh asingkan diri kita lagi daripada perkembangan di negara-negara lain, sama juga kita apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain dan negara-negara yang lain dunia, memiliki kesan terhadap kita di negara kita.

Apabila kita mengambil kirab dengan keadaan ini, kita perlu tahu bahwa pokok-pokoknya apa saja kita tidak boleh semata-mata, sesuai dengan konsulat menyelematkan umat Islam. Dimana mereka pada saat itu menggunakan pemana, pedang, tombak dan sebagainya.

“Tetapi di zaman saat ini dengan peralatan seperti itu tidak boleh lagi digunakan, tidak lagi sesuai dengan keadaan, kita dihadapkan dengan senjata-senjata yang canggih,” ungkapnya.

Menurut Pimpinan Yayasan Pendidikan dan Dakwah AKUIS KH Bagus Fathul Azim, alhamdulillah hari ini merupakan moment yang sangat luar biasa dan menjadi sejarah bagi kita, karena kita kedatangan dan didatangi oleh Perdana Menteri Malaysia Periode 1981-2003 dan 2018-2022 Tun Dr Mahathir Mohammad, dan juga Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE, dan nini merupakan suatu penghormatan yang sangat tinggi sekali buat kita semua yang hadir di dalam kegiatan ini sendiri.

Adapun tema yang kita angkat untuk kegiatan kali ini adalah mendesak keadilan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk perdamaian dunia yang menjadi narasumbernya sendiri yakni Perdana Menteri Malaysia Periode 1981-2003 dan 2018-2022 Tun Dr Mahathir Mohammad dan saya sendiri.

“Di mana pada kegiatan ini sendiri kita isi dengan diskusi santai, serta beberapa pertanyaan atau masukan dari para peserta yang hadir di dalam kegiatan ini, di mana semua yang kita dapatkan dari mereka semua itu sifatnya sangat bagus sekali serta sangat menarik, dan itulah yang terjadi pada saat ini,” katanya.

Dilanjutkannya, di mana kita bisa berkumpul di tempat yang sederhana ini merupakan yayasan pendidikan dan dakwah, yang diberi nama yayasan AKUIS, di mana untuk AKUIS singkatan dari Amanat Kesejahteraan Umat Islam. Mudah-mudahan nanti yayasan ini akan berkaitan dengan yayasan di Malaysia yang di pimpin Perdana Menteri Malaysia Periode 1981-2003 dan 2018-2022 Tun Dr Mahathir Mohammad yang merupakan yayasan perdana beliau.

Kami di sini sejak tahun 1992, orang tua kami, sesepuh kami, guru kami, yang sangat berjasa almarhum, mengadakan suatu Jamiah sebuah perkumpulan dengan pengajian-pengajian, pengkajian-pengkajian sampai terbentuknya ulama Se Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Palembang.

“Muzakarah ulama tingkat dunia yang dilaksanakan pada 4-8 Rabi’ul Awal 1438 H/4-8 Desember 2016 diprakarsai Yayasan Pendidikan dan Dakwah AKUIS Palembang sudah dirancang dan direncanakan sejak tahun 2006/2007,” ucapnya.

Masih dilanjutkannya, kedatangan Tun Dr Mahatir Muhammad, merupakan kehormatan bagi warga Sumsel khususnya termasuk bagi Perhimpunan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA), sebagai bagian kegiatan dakwah Yayasan AKUIS sebagai tuan rumah acara Mudzakarah AHWA ke 7.

Ketokohan Tun Mahatir Muhammad baik bagi bangsa Melayu, Umat Islam dan Dunia diharapkan menjadi penyemangat bagi upaya Persatuan dan Perdamaian Dunia yang dirintis Ulama, Pemimpin Bangsa negara kita yang sesuai dengan semangat pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang mengupayakan perdamaian dunia.

“Yayasan AKUIS sangat berterimakasih kepada Pemerintah RI, khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan unsur Muspida, serta Pemerintah Malaysia dan segenap masyarakat, termasuk insan pers atas kepercayaan dan dukungan bagi melaksanakan acara ini,” imbuhnya.

Berita Terkait