INDONESIAN JOURNALIST WRITE THE TRUTH

32.2 C
Jakarta
Minggu, Desember 22, 2024

Diduga Anak Dibawah Umur di Jadikan Umpan Meraup Uang Oleh Ayahnya

Warta.in Medan – Viral di media sosial keributan yang terjadi di ruang tunggu Unit PPA Mapolrestabes Medan. Kelurga Terlapor Atas nama Sahnan Harahap 22 tahun warga jalan teratai Gg.Keluarga, Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Kamis, (1/06/2023).

Awalnya lantaran keluarga merasa kehilangan terlapor yang tak kunjung pulang kerumah 1×24 jam.

Kasman Harahap ,abang kandung terlapor yang dimana ikut mencari adiknya yang tak kunjung pulang sejak 25 mei 2023 ,Sampai 26 mei 2023.

Kasman menceritakan saat dikonfirmasi awak media “Kami sudah sangat binggung kemaren itu kak, lantaran adik kami tidak pulang – pulang kak , kami kira di culik ,atau di begal, atau di bunuh orang”

Setelah kami cari tidak dapat,kami datang kekantor gojek kak, kebetulan adik kami kerja nya gojek online.
Kami menanyakan apakah ada adik saya disini lalu mereka menjawab tidak ada dan di bantu mencari keberadaan lokasi titik HP dari aplikasi gojek. Ternyata titik lokasi adik saya di poltabes medan kami binggung. Karena ditelpon aktif tapi tidak di angkat, di cet tidak di balas,di telponi di tolak terus panggilan dari kami kak, kata kasman menjelaskan.

Setelah dapat titik lokasi hari jumat tanggal 26 mei, kami langsung ke kantor polisi kak, kami tanya kepiket penjagaan. “Permisi pak apakah ada anak kami atas nama Sahnan Harahap?” Piket Polrestabes menjawab oh ada. Kami bilang Kami mau jumpa pak!! Sama dia. Tidak bisa jumpai aja jupernya, kata yang piket kak. Siapa jupernya pak kami tanyakan lagi, oh itu ibu Sinta D Tobing. Dia tidak hadir hari ini karena lepas piket kata petugas. Kami semakin binggung ,kami bilang mau lihat anak kami ,Tetap tidak boleh jumpa. Dan sementara ada di belakang kami duduk, kok melihati kami dan bilang saya anak terlapor yang di cabuli anak kalian kata ayah terlapor kepda keluarga. Heran Kasman.

Sempat saya meminta maaf kepada keluarga pelapor dan saya juga bilang jika adik saya salah, saya minta maaf yang sedalamnya ,kepada pihak keluarga, dan kita nikahkan saja mereka berdamai secara keluarga, Kata kasman kepada Media.(30/05)

Saya sempat di suruh keluar dan di ajak ayah pelapor untuk ke warung dan disana ayah pelapor meminta uang.

” Sudah saya minta 25 juta aja untuk perdamaian ini dan saya sudah habis 1 juta lebih untuk laporan polisi dan untuk penangkapan ini “. Kata Kasman menirukan ucapan ayah pelapor.

“Kami bilang darimana kami uang sebanyak itu pak kami bukan orang kaya. Adik saya itu tulang punggung keluarga dan adik saya yang mengurus ayahnya yang setruk dirumah.”

“Di bilang ayahnya terlapor lagi bahwa 10 juta lah itu”.

Saya bilang kami rumbukan dululah kak sama keluarga karena darimana kami uang sebanyak itu kami bukan orang mampu, Kak.

Setelah itu kami mendesak untuk memastikan apakah memang benar ada adik kami yang di tangkap. Kami langsung ke Propam Polrestabes Medan, syukurnya ada yang masih baik untuk menjumpakan adik kami itu. Setelah kami jumpa saya menanyakan kronologi kejadian kepada adik saya. Adik saya menceritakan dengan detai kronologi sampai dia di bawa ke Polresltabes Medan.

“Awalnya adik saya di hampiri anak perempuan yang tidak dia kenal, dia minta nomor Hp adik saya pertama. “Bang bisa minta nomor hp abang ? Kata si terlapor tidak dikasih awalnya perempuan itu terus mendesak. Di mintanya lagi terakhir dikasihlah nomor Whats shapp nya ke perempuan itu. Dichatnya di tanyainya dia ngajak kenalan adik saya dia nelpon lagi nanyakan keberadaan adik saya dimana. Saya melihat dan mendengar ini banyak kejanggalan yang kami temukan kak.

“Adik kami dijebak, kami sudah mendapat
keterangan saksi dilokasi dan keterangan adik
saya bahwa adik saya tidak melakukan
pencabulan. Karena keterangan adik saya,
mereka berkenalan baru 2 hari, yaitu si
perempuan (pelapor) mengajak jalan, ternyata
ditengah jalan perempuan itu turun dan adik saya
pulang, tak lama adik saya disuruh datang lagi,
adik saya disergap langsung ditangkap,”
tambahnya.

Kasman kembali menjelaskan bahwa pengakuan
satpam dilokasi kejadian ketika ditanyakan
penangkapan tersebut mengaku bahwa telah
terjadi penangkapan narkoba.
“Jadi adik saya benar – benar difitnah dan
dikondisikan, itu anggapan keluarga. Saya abang
kandungnya bang,” bebernya.

Lalu, Kasman menjelaskan bahwa kejadian yang dialami adiknya bermula saat pelapor mengajak tersangka jalan – jalan menggunakan sepeda motor. Namun selama diperjalanan pelapor terus bermain Hp di jalan.

“Jadi si perempuan (pelapor) karena main Hp
sepanjang jalan, adik saya menegur dengan
menepuk paha pelapor sambil bertanya ”

“Jadi si perempuan (pelapor) karena main sepanjang jalan, adik saya menegur dengan menepuk paha pelapor sambil bertanya “macem mana, kita mau kemana”‘ seperti itu. Itulah yang
dituduhkan sebagai pencabulan,” jelasnya.

Kasman kembali menjelaskan bahwa saat ini tidak ada visum, tidak ada bukti dan saksinya cuma warga yang ada disitu.
“Kejadian siang bolong, diatas kereta lagi. Apa mungkin bisa melakukan pencabulan diatas kereta? Siang – siang.

Dan mengapa kok tidak teriak minta tolong atau memukul adik sayakan dia di bonceng di belakang bukan membonceng, minta tolong – tolong kan pasti orang langsung gebukin adik saya jika dia memang melakukan hal itu.

Tolonglah kami kepada
Bapak kapolda, Bapak Kapolri, Bapak
Kapolrestabes Medan, Bapak Jokowi Presiden, berikan keadilan kepada kami. Kami ini masyarakat miskin, yang betul – betul butuh bantuan, kami tidak mengerti hukum, kami tidak
mau juga ada sahnan, sahman lain yang terjebak seperti ini,” pungkasnya.

Dilokasi terpisah, ketika dikonfirmasi melalui
telepon selulernya, Kapolrestabes Medan,
Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda mengatakan
akan mengecek kejadian tersebut.

“Baik akan saya cek, terima kasih,” ucapnya
singkat. (DR.MOI)

Latest news
Related news