Warta.in | Jakarta, 14 Mei 2024 – Bank Indonesia (BI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) berkolaborasi dengan SW INDONESIA menyelenggarakan konferensi internasional dengan tema Decoding CBDC: Unveiling the Future of Digital Money di Jakarta (14/5).
Central Bank Digital Currencies (CBDC) adalah uang digital yang diterbitkan dan peredarannya dikendalikan oleh bank sentral di sebuah negara, serta digunakan sebagai alat pembayaran yang sah sebagaimana uang kartal.
CBDC menggunakan private blockchain, di mana identitas pengguna CBDC terikat dengan akun bank miliknya, berfungsi sebagaimana alat pembayaran berupa koin dan uang kertas, yang pasokan dan jaringannya di bawah kendali bank sentral.
Konferensi internasional yang diorganisir sukses oleh SW INDONESIA, di bawah supervisi tim gabungan BI, IAI, dan ICAEW terbagi dalam 2 (dua) sesi.
Konferensi ini diawali sambutan dari Direktur ICAEW for China dan South East Asia, Elaine Hong FCA dan Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Ardan Adiperdana.
Sesi pertama menghadirkan 3 (tiga) panelis yaitu Ryan Rizaldy (Director of Payment Systems Policy, Bank Indonesia), Peter Brewin FCA (Partner PwC Hongkong), Tigran Adiwirya (Co-CEO D3 Labs), dengan moderator Dede Rusli, anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI. Kemudian sesi ke dua menghadirkan presentasi dari Nikhil Joshi (Chief Operating Officer, Emurgo) yang dimoderatori oleh Thomas H. Gunawan (Managing Partner SW Digital Solution).
Konferensi diwarnai diskusi menarik yang mengeksplorasi perkembangan jaringan digital dan teknologi informasi telah menciptakan ruang teknologi untuk melakukan transaksi digital, yang secara ekstrim dapat mengubah sistem pembayaran tradisional dengan uang kartal dan giral.
Poin-poin diskusi utama meliputi CBDC vs Cryptocurrency, Government and Financial Services Perspectives, dan CBDC Infrastructure and Technological Requirements.
Para panelis dan pembicara mencoba untuk menavigasi kesempatan atau peluang, dan risiko-risiko yang terjadi pada CBDC. BI merupakan bank sentral yang memiliki salah satu fungsi untuk mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Ryan Rizaldy memaparkan pengertian CBDC, hal-hal yang membedakannya dengan dengan cryptocurrencies, dan garis besar dari proyek terkait. Presentasi itu disambut melalui uraian para panel ahli yang mengeksplorasi lanskap CBDC mulai dari manfaat potensial hingga tantangan yang timbul.
Selain itu, konferensi internasional ini memberikan insight, serta ide para praktisi di profesi keuangan, mengenai bagaimana aset digital akan merevolusi industri keuangan. Beberapa peserta konferensi yang dimintakan pendapat, merasa memperoleh manfaat besar dan masukan berharga, khususnya mengenai masa depan profesi keuangan, dengan mempertimbangkan kekuatan transformatif blockchain dan aset digital dalam membentuk kembali lanskap keuangan,”ungkapnya
SW INDONESIA merasa bangga dapat berpartisipasi membawa topik diskusi tentang CBDC dalam sebuah kolaborasi sinergis di Indonesia.
Pembahasan CBDC dalam sebuah konferensi internasional di Indonesia belum lazim, sehingga acara hari ini diharapkan menjadi pelopor forum-forum sejenis pada masa mendatang.
Demikian diungkapkan oleh Chairman SW INDONESIA, Ahmadi Hadibroto, yang pernah menjadi Ketua IAI dan anggota Dewan International Federation of Accountants (IFAC).
Pewarta: (Indra Tjahjono)