warta.in
Mataram,NTB- Jakarta –
Puluhan pemudik memblokade jalan menuju kapal Eksekutif Bakauheuni, Lampung, Minggu (14/4). Para pemudik mobil ini memprotes karena petugas mendahulukan kendaraan yang terakhir tiba.
Atas kejadian ini , PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP meminta maaf dan menyebut bahwa ada kesalahan jalur antrean karena kekeliruan pengarahan pengguna jasa, atau pemudik yang mendapat giliran masuk kapal.
Menurut H. Suryadi Jaya Purnama,ST, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Masalah di atas menambah panjangnya daftar kesalahan ASDP dalam memberikan pelayanan. Khususnya Kepada pemudik di lintasan penyeberangan ferry Merak-Bakahaueni.
Sebelumnya, ujar pria yang akrab disapa SJP ini, jalan menuju Pelabuhan Merak – Banten sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 5-12 jam karena banyaknya kendaraan. Atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan.
Sementara ASDP menyebutkan bahwa total masyarakat yang belum memiliki tiket pada 6-7 April lalu sebanyak 19.700 orang atau 32%. Namun calon penumpang yang sudah mempunyai tiket hanya 68%.
Padahal saat itu ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy. Dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan. Ditujukan untuk menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo.
” Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari agen-agen penjualan.
Tanpa berbekal tiket para pemudik ini berangkat menuju Merak. Akibatnya mereka berdesakan dengan para pemudik yang sudah membeli tiket. Mereka masih yakin bisa memperoleh tiket di Pelabuhan dan faktanya masih bisa,” ujar SJP dalam keterangan resminya kepada wartawan media in, Selasa 16 April 2024.
Dia pun meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievalusi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dengan alasan banyaknya keluhan dan komplain pembeli tiket yang menggunakan aplikasi ini.
” Begitu pula Rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store , dapat menjadi bahan untuk evaluasi ,” tandasnya.
SJP mengandaikan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis, kemungkinan besar sudah diborong oleh calo . Yang kemudian menawarkannya lagi kepada orang lain di sekitar pelabuhan. Keluhan lain ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran dan masih banyak lagi keluh kesah lainya.
Politisi Asal Pulau Lombok ini juga menyoroti kemacetan pada lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni. Akibat infrastruktur dermaga tidak mencukupi sehingga olah gerak kapal feri amat terbatas. Demikian pula Jumlah dermaga yang masih kurang, yaitu masing-masing 7 dermaga saat ini harus segera ditambah.
“Saya mengapresiasi Kemenhub yang berencana menambah lebih dari 1.000 kapal untuk mengantisipasi kepadatan dermaga, tapi sebaiknya penambahan kapal itu juga disertai perbaikan manajemen atau pengelolaannya,” harapnya.
Lebih jauh SJP menjelaskan saat ini, pengelolaan dermaga atau operator terminal penyeberangan yang ada di Merak-Bakauheni dan pengelolaan kapal penyeberangan feri dilakukan oleh ASDP.
Jika ASDP tidak dapat mengelolanya, maka dampaknya jadi sangat besar karena berada di tangan yang sama.
Selain itu, di satu sisi, lintasan penyeberangan dan kapal-kapal penyeberangan yang melayaninya berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Namun, di sisi lain, urusan kapal berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
” Oleh karena itu, selain penambahan dermaga dan kapal, kita mendorong perbaikan manajemen lalu lintas penyeberangan di Merak-Bakaheuni dan juga pelabuhan lainnya. Yang dikelola ASDP seperti Ketapang dan Gilimanuk secara menyeluruh,”imbuhnya.(sr)